Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonom: Target Jokowi Pangkas Kemiskinan Ekstrem Jadi Nol Persen di 2024 Terlalu Ambisius

Kompas.com - 21/02/2023, 20:40 WIB
Yohana Artha Uly,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ekonom menilai target pemerintah untuk mencapai tingkat kemiskinan ekstrem nol persen di 2024 merupakan target yang terlalu ambisius. Target itu dinilai sangat sulit untuk dicapai.

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan, kemiskinan ekstrem sulit dihapus dalam waktu dekat karena permasalahannya bersifat stuktural, alias berskala besar dan mendasar yang sudah terjadi sejak lama.

"Target pemerintah (menekan kemiskinan ekstrem) masih overshoot. Kemiskinan ekstrem sulit ditekan karena masalah kerak kemiskinan bersifat struktural seperti akses pendidikan dan kesehatan," ujarnya kepada Kompas.com, Selasa (21/2/2023).

Baca juga: Jokowi Targetkan Kemiskinan Ekstrem Jadi Nol Persen di 2024

Padahal, lanjut Bhima, saat ini siklus ekonomi baru melalui proses pemulihan dari pandemi Covid-19, di mana lapangan kerja belum dalam kondisi yang optimal. Masalah pengendalian inflasi pun membuat penurunan angka kemiskinan menjadi lebih menantang.

Sebagian besar penduduk miskin ada di sektor pertanian, sehingga terdapat dua tekanan, sebagai produsen mengalami kenaikan biaya produksi, dan sebagai konsumen harga pangan yang mahal membuat pengeluaran meningkat.

"Jadi PR (pekerjaan rumah) pemerintah cukup banyak, anggaran terbatas. Pendataan untuk lakukan intervensi ke kantong kemiskinan pun perlu diperbaiki sehingga masyarakat yang ada di kerak kemiskinan bisa terbantu program pemerintah," papar Bhima.

Senada, Direktur Segara Institut Piter Abdullah Redjalam menyatakan, target di akhir masa pemerintahan Jokowi itu terlalu ambisus.

Padahal data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Maret 2022 tingkat kemiskinan ekstrem masih 2,04 persen, hanya turun tipis dari posisi dui Maret 2021 yang sebesar 2,14 persen.

"Targetnya terlalu ambisius ya. Niat baik Pak Jokowi menurut saya baik sekali. Tapi saya kira akan sangat sulit mewujudkannya," kata dia.

Menurutnya, perlu keajaiban untuk membuat kemiskinan ekstrem bisa turun menjadi nol persen hanya dalam kurun waktu dua tahun.

"Untuk turun jadi nol persen perlu keajaiban agar bisa mewujudkannya," pungkas Piter.

Baca juga: Bappenas: Pertumbuhan Ekonomi Tak Berbanding Lurus dengan Penurunan Kemiskinan karena Disrupsi Pekerjaan Pasca Pandemi

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, bahwa Presiden Jokowi memberikan arahan untuk tingkat kemiskinan ekstrem bisa turun menjadi nol persen di 2024.

Hal itu berdasarkan hasil rapat terbatas (ratas) terkait Kerangka Ekonomi Makro (KEM) dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (PPKF) tahun 2024.

"Penurunan kemiskinan ekstrem mencapai 0 persen akan diupayakan pada tahun 2024," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers usai ratas di Istana Negara, Senin (20/2/2023).

Adapun pada dasarnya target tersebut telah tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2019-2024.

Seiring dengan target menurunnya kemiskinan ekstrem, maka target tingkat kemiskinan secara menyeluruh akan turun. Pemerintah membidik tingkat kemiskinan secara umum turun menjadi di kisaran 6,5 persen-7,5 persen di 2024.

BPS mencatat per September 2022, tingkat kemiskinan sebesar 9,57 persen, naik dari posisi di Maret 2022 yang sebesar 9,54 persen, namun turun dibandingkan September 2021 yang sebesar 9,71 persen.

"Maka dari kebutuhan untuk pendanaannya (menurunkan tingkat kemiskinan) juga akan dilakukan prioritas untuk tahun ini dan tahun depan," kata bendahara negara itu.

Baca juga: Sri Mulyani Bantah Anggaran Penanganan Kemiskinan Rp 500 Triliun Habis untuk Studi Banding dan Rapat

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com