Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Menguat meski The Fed Beri Sinyal Melanjutkan Kenaikan Suku Bunga Acuan

Kompas.com - 23/02/2023, 10:34 WIB
Rully R. Ramli,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah di pasar spot bergerak cenderung menguat pada awal perdagangan Kamis (23/2/2023). Ini terjadi meskipun bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), kembali menekankan komitmennya memerangi inflasi dengan cara mengerek suku bunga acuan.

Mengacu kepada data Bloomberg, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dibuka menguat pada level Rp 15.179 per dollar AS, dari posisi penutupan sebelumnya sebesar Rp 15.200 per dollar AS. Namun, apresiasi tersebut cenderung terpangkas, di mana pada pukul 09.50 WIB nilai tukar rupiah menguat 8 poin atau 0,05 persen ke Rp 15.192 per dollar AS.

Pergerakan rupiah yang melemah selaras dengan indeks dollar AS yang melemah. Mengacu data Investing, greenbcak pagi hari ini berada pada kisaran 104,30.

Baca juga: Dibuka Menguat, IHSG Mencoba Rebound

Analis Sinarmas Futures Ariston Tjendra mengatakan, apresiasi terhadap dollar AS sebenarnya bukan hanya dialami oleh rupiah. Sejumlah mata uang utama lain juga terpantau menguat terhadap mata uang Negeri Paman Sam.

"Bisa jadi ini reaksi buy on rumours-sell on facts," kata dia, kepada Kompas.com, Kamis.

Baca juga: Turun Rp 4.000 Per Gram, Cek Harga Emas Antam Hari Ini

Lebih lanjut Ia bilang, sebenarnya sentimen The Fed masih menjadi penekan rupiah. Risalah The Fed menyebutkan, mayoritas pejabat sepakat untuk tetap melanjutkan kebijakan pengetatan moneter guna meredam laju inflasi.

"Notulen dinihari tadi mengisyaratkan the Fed masih akan menaikan suku bunga acuannya lagi," ujar Ariston.

Dengan melihat sentimen tersebut, Ariston bilang, pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS masih sangat volatil. Saat ini rupiah terhadap dollar AS disebut bergerak di area konsolidasinya 15.130-15.230.

"Selama rupiah masih bertahan di atas support 15.130-15.150, rupiah masih berpeluang melemah," ucapnya.

Baca juga: Inflasi Tinggi Jadi Penyebab Harga Minyak Mentah Dunia Turun 3 Persen

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com