Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Elon Musk Minta Karyawan Ubah Layanan Iklan Twitter Jadi seperti di Google dalam Sepekan

Kompas.com - 23/02/2023, 11:10 WIB
Kiki Safitri,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi


NEW YORK, KOMPAS.com - Bos Twitter Elon Musk meminta para karyawannya di seluruh departemen teknik dan penjualan untuk mengubah layanan iklan Twitter menjadi seperti Google. Untuk mengubah arah bisnis iklan tersebut, dia memberikan tenggat waktu hingga sepekan.

Dikutip dari Business Insider, sejak Elon Musk mengambil alih perusahaan sosial media tersebut, Bos kendaraan listrik Tesla ini juga sudah melakukan PHK lebih dari separuh tenaga kerja Twitter.

Adapun PHK yang dilakukan Elon Musk mencakup karyawan penjualan dan teknik. Hal tersebut menandai putaran ketiga PHK besar sejak Musk mengambil alih perusahaan pada bulan November tahun lalu.

Baca juga: Elon Musk Sebut Produsen Mobil Listrik di China Bakal Jadi Pesaing Ketat Tesla

Tepat sebelum PHK, Elon Musk memberi tahu staf yang bekerja di produk iklan Twitter untuk mengubah cara iklan menargetkan pengguna, dan memberi mereka waktu seminggu untuk memperbaikinya.

Namun, tidak jelas apakah nantinya karyawan yang diberhentikan sesuai tenggat waktu, atau melewati tenggat waktu.

Laporan itu muncul setelah Elon Musk berkicau, bahwa Twitter memiliki relevansi iklan terburuk di dunia, dan meminta maaf di media sosial tersebut karena menampilkan begitu banyak iklan yang tidak relevan dan mengganggu.

"Kami mengambil tindakan korektif (jelas) dengan mengikat iklan ke kata kunci dan topik di tweet, seperti yang dilakukan Google dengan pencarian," katanya pada hari Jumat dalam sebuah tweet.

"Ini akan meningkatkan relevansi kontekstual secara dramatis," tambah Musk.

Baca juga: Penurunan Kekayaan Bersih Elon Musk Senilai Rp 2.817 Triliun Pecahkan Rekor Dunia Guinness

Musk dikenal merupakan miliarder yang mendorong kinerja yang cukup disiplin. Ia juga dikenal merupakan tipe bos yang komit dengan tenggat waktu yang ketat, baik di Twitter maupun di perusahaannya yang lain.

Marcin Kadluczka, salah satu pekerja yang diberhentikan dalam putaran terakhir pemutusan hubungan kerja perusahaan, mengatakan bahwa dirinya langsung melapor ke Musk dan mengawasi rekayasa di balik bisnis iklan Twitter.

Setelah meninggalkan perusahaan, Kadluczka men-tweet tentang pemecatannya dan tampaknya mengacu pada tenggat waktu satu minggu dalam pekerjaan yang diberikan Elon Musk.

"Saya percaya Twitter benar-benar dapat meningkatkan iklan dalam 2-3 bulan (tidak harus dalam seminggu)," tweetnya pada hari Sabtu.

"Seandainya saya bisa benar-benar dipecat, bukan hanya dinonaktifkan," lanjut dia.

Pada akhirnya, rencana Elon Musk untuk bisnis iklan Twitter tampaknya meniru metode penargetan iklan yang digunakan oleh Google, yang menampilkan iklan pengguna terkait dengan kata kunci yang mereka cari di platform.

Baca juga: Elon Musk Bantah Hapus Fitur Pencegahan Bunuh Diri di Twitter

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Whats New
Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Whats New
Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Whats New
Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com