Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Skystar Ventures UMN
Praktisi Startup

Skystar Ventures UMN merupakan program inkubasi bisnis dan collaborative driven space yang didirikan oleh Universitas Multimedia Nusantara dan Kompas Gramedia Group. Visi kami ialah untuk membangun ekosistem startup yang kompeten, kolaboratif, dan berkelanjutan.

Ingin mengetahui lebih lanjut tentang Skystar Ventures UMN? Silakan hubungi kami di 0811-1712-118, skystarventures@umn.ac.id, Instagram @skystarventures, dan LinkedIn Skystar Ventures. Let’s collaborate!

WFA Jadi Opsi Usai Pandemi, Gimana Cara Jaga Karyawan Tetap Produktif?

Kompas.com - 24/02/2023, 15:08 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Yaumil Fadhilah*

HINGGA saat ini, tercatat sekitar 70 perusahaan di Indonesia menerapkan sistem Work From Anywhere (WFA). Angka itu menunjukkan WFA kini menjadi tren pola kerja baru pascapandemi Covid-19.

Berdasarkan survei Harvard Business Review, sistem WFA memberikan keleluasaan kepada karyawan dari segi wilayah, mengurangi stres perjalanan ke kantor, dan menyeimbangkan kehidupan kerja dengan sosial.

Walaupun begitu, mengelola karyawan yang bekerja secara WFA tidak selalu mudah. Karyawan WFA rentan mengalami jarak sosial.

Apa itu jarak sosial?

Jarak sosial atau social distance, merupakan fenomena yang lebih dari sekadar FOMO (fear of missing out). Jarak sosial mengacu pada hubungan emosional yang dibentuk oleh tim dan kolega.

Saat rekan kerja bekerja di ruang yang sama, akan terjalin koneksi secara alami. Sehingga, akan sangat mudah untuk memahami proses, preferensi kerja, dan dinamika tim karena hambatan komunikasi yang minimal.

Namun, pada karyawan yang bekerja secara remote, jarak sosial di antara para karyawan dapat mudah terbentuk. Dampak potensialnya begitu signifikan sehingga dapat menjadi salah satu penghalang terbesar untuk kerja sama tim yang efektif.

Ketika jarak sosial dalam tim besar, sulit untuk menyelaraskan prioritas kerja. Bukannya karyawan tidak mengerjakan apa yang seharusnya mereka lakukan, melainkan karena anggota tim tidak bekerja sama sebaik mungkin.

Hambatan dalam komunikasi–baik fisik maupun psikologis–mempersulit tim untuk mencapai tujuan yang sama.

Akibatnya, karyawan yang mengalami jarak sosial menghabiskan lebih banyak waktu daripada yang diperlukan untuk memikirkan proses kerja atau menentukan cara menyelesaikan tugas.

Efek terburuknya muncul karena tidak adanya koneksi yang kuat antarrekan satu tim. Mungkin meskipun ikatan sudah cukup kuat, jarak fisik masih akan berpengaruh.

Lalu, bagaimana cara memastikan karyawan remote akan produktif? Jawabannya adalah buat karyawan tetap terlibat, di mana pun mereka bekerja.

Menurut Bayu Bhaskoro, Co-Founder Mindtera, perusahaan penyedia platform EAP, suatu organisasi dengan tingkat engagement karyawan yang rendah cenderung mengalami peningkatan turnover hingga 50 persen dan absensi 37 persen lebih tinggi.

Ketika karyawan merasa terlibat dalam pekerjaan, merasa puas, dan memiliki hubungan yang baik dengan organisasi, mereka lebih cenderung bertahan di perusahaan dalam jangka waktu lebih lama.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com