Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Job Insecurity Karyawan di Tengah PHK Massal

Kompas.com - 27/02/2023, 06:28 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Evita Febrianty Panggalo dan Dr. P. Tommy Y. S. Suyasa, M.Si., Psikolog

POTENSI terjadinya resesi ekonomi tahun 2023 semakin sering terdengar. Berbagai macam berita mengenai keadaan perekonomian yang menurun dari berbagai belahan dunia semakin sering disuarakan.

Tekanan kondisi perekonomian di Indonesia berdampak pada berbagai sektor usaha mulai dari Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) hingga perusahaan besar.

Sepanjang tahun 2022, sejumlah berita terkait Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal bermunculan. Ribuan kayawan terpaksa kehilangan pekerjaannya.

Pengambilan keputusan melakukan PHK karyawan tentu bukan hal mudah bagi perusahaan. PHK tidak hanya berdampak pada mereka yang kehilangan pekerjaan, namun juga pada karyawan yang masih bekerja dan menyaksikan rekan kerjanya terkena PHK.

Karyawan yang masih bekerja berpotensi merasakan rasa tidak aman karena adanya ketidakpastian atas keberlangsungan pekerjaan. Ketidakpastian ini menimbulkan kekhawatiran terkena PHK pula.

Kekhawatiran tentang keberlangsungan pekerjaan di masa depan dikenal sebagai job insecurity.

Greenhalgh & Rosenblatt (dalam Hellgren, 1999) menjelaskan bahwa job insecurity adalah rasa ketidakberdayaan untuk mempertahankan kontinuitas suatu pekerjaan dalam situasi yang terancam.

Job Insecurity merujuk pada pengalaman yang bersifat subjektif, hal ini berkaitan dengan persepsi dan interpretasi karyawan terhadap lingkungan kerjanya.

Meskipun berada pada situasi yang sama, rasa kekhawatiran dari job insecurity yang dirasakan oleh individu dapat berbeda dengan individu lainnya (Klandermans & Van Vuuren, 1999).

Job Insecurity dianggap sebagai penyebab rasa stres pekerjaan. Dampak job insecurity adalah rendahnya job satisfaction dan penurunan organizational commitment (Cheng & Chan dalam Piccoli et al., 2017).

Ketika karyawan mengalami job insecurity, tidak berarti bahwa karyawan pasti akan kehilangan pekerjaan, namun sebaliknya, individu tidak yakin dapat mempertahankan pekerjaannya maupun job features yang dianggapnya penting pada masa mendatang (Yan Tu et al., 2020).

Job insecurity berbeda dengan job loss. Job loss adalah sesuatu yang terjadi secara immediate atau segera.

Sedangkan job insecurity merupakan pengalaman yang dirasakan dari hari ke hari yang melibatkan rasa ketidakpastian mengenai pekerjaan yang dimiliki di masa depan.

Di sisi lain job loss mengurangi salah satu stressor terbesar dari job insecurity, yaitu ketidakpastian (Sverke, et al., 2002).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com