Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

JP Morgan: Investor Sudah Tidak Mau Lihat Margin Kontribusi dan GMV Emiten Teknologi

Kompas.com - 02/03/2023, 13:45 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Emiten sektor teknologi berpotensi untuk bangkit pada tahun ini, seiring dengan semakin dekatnya puncak kebijakan pengetatan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed).

Akan tetapi, perusahaan jasa keuangan global JP Morgan menilai, momentum kebangkitan itu baru akan dirasakan oleh emiten teknologi setelah memiliki rencana untuk mencetak profitabilitas yang jelas.

Head of Indonesia Equities Research JP Morgan Henry Wibowo mengatakan, saat ini investor tidak lagi tertarik untuk melihat margin kontribusi dan volume barang dagangan kotor atau gross margin volume (GMV).

Baca juga: Bersiap IPO, Arsy Buana Travelindo Bidik Dana Segar Rp 99,6 Miliar

Menurutnya, saat ini investor ingin perusahaan teknologi memiliki peta menuju profitabilitas dan menjabarkannya ke investor.

"Kita ingin tahu secara detail mereka bisa achieve profitability dan harus jelas, sekarang orang maunya EBITDA," kata dia, di Jakarta, Kamis (2/3/2023).

"Orang udah enggak mau lihat contribution margin, GMV. Orang mau lihatnya EBITDA, abis EBITDA orang mau tahu kapan net profit positif," tambahnya.

Oleh karenanya, perusahaan teknologi dinilai perlu mencari cara untuk mendongkrak commission rate atau tingkat komisi yang merupakan salah satu sumber pendapatan perusahaan teknologi.

Baca juga: BI Luncurkan Term Deposit Valas DHE, Bikin Eksportir Parkir Dollar di RI

Di sisi lain, perusahaan teknologi perlu memperbaiki beban keuangan dengan mengurangi diskon atau insentif, sehingga pada akhirnya dapat menciptakan EBITDA positif.

"Setidaknya sekarang sudah ada tiga perusahaan teknologi yang menargetkan EBITDA positif di kuartal IV-2023. Ada Grab, GoTo, Bukalapak," katanya.

Pada kesempatan yang sama, Senior Country Officer JP Morgan Indonesia Gioshia Ralie bilang, dalam 6 tahun terakhir perusahaan teknologi bisa mendapatkan likuiditas yang banyak dan murah.

Namun, dengan semakin ketatnya likuiditas untuk perusahaan teknologi saat ini, investor semakin menekankan pentingnya profitabilitas.

"Investor, banks, analis sudah paham bahwa kita dapatkan revenue tanpa ada profitability ujungnya berbisnis enggak bisa," ucapnya.

Baca juga: Ekonom: Peristiwa Pejabat Kemenkeu yang Pamer Harta Bisa Menurunkan Target Rasio Pajak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tiru India dan Thailand, Pemerintah Bakal Beri Insentif ke Apple jika Bangun Pabrik di RI

Tiru India dan Thailand, Pemerintah Bakal Beri Insentif ke Apple jika Bangun Pabrik di RI

Whats New
KB Bank Sukses Pertahankan Peringkat Nasional dari Fitch Ratings di Level AAA dengan Outlook Stabil

KB Bank Sukses Pertahankan Peringkat Nasional dari Fitch Ratings di Level AAA dengan Outlook Stabil

BrandzView
Harga Acuan Penjualan Gula Naik Jadi Rp 17.500 per Kilogram

Harga Acuan Penjualan Gula Naik Jadi Rp 17.500 per Kilogram

Whats New
Pertama di Asia, Hong Kong Setujui ETF Bitcoin

Pertama di Asia, Hong Kong Setujui ETF Bitcoin

Whats New
Sebanyak 109.105 Kendaraan Melintasi Tol Solo-Yogyakarta Saat Mudik Lebaran 2024

Sebanyak 109.105 Kendaraan Melintasi Tol Solo-Yogyakarta Saat Mudik Lebaran 2024

Whats New
HUT Ke-63, Bank DKI Sebut Bakal Terus Dukung Pembangunan Jakarta

HUT Ke-63, Bank DKI Sebut Bakal Terus Dukung Pembangunan Jakarta

Whats New
Daftar 17 Entitas Investasi Ilegal Baru yang Diblokir Satgas Pasti

Daftar 17 Entitas Investasi Ilegal Baru yang Diblokir Satgas Pasti

Whats New
BI Banten Distribusikan Uang Layak Edar Rp 3,88 Triliun Selama Ramadan 2024, Pecahan Rp 2.000 Paling Diminati

BI Banten Distribusikan Uang Layak Edar Rp 3,88 Triliun Selama Ramadan 2024, Pecahan Rp 2.000 Paling Diminati

Whats New
Satgas Pasti Blokir 537 Pinjol Ilegal dan 48 Penawaran Pinpri

Satgas Pasti Blokir 537 Pinjol Ilegal dan 48 Penawaran Pinpri

Whats New
Luhut: Apple Tertarik Investasi Kembangkan AI di IKN, Bali, dan Solo

Luhut: Apple Tertarik Investasi Kembangkan AI di IKN, Bali, dan Solo

Whats New
Dollar AS Melemah, Kurs Rupiah Masih Bertengger di Rp 16.100

Dollar AS Melemah, Kurs Rupiah Masih Bertengger di Rp 16.100

Whats New
Hilirisasi Nikel, Bagaimana Dampaknya bagi Pertumbuhan Ekonomi?

Hilirisasi Nikel, Bagaimana Dampaknya bagi Pertumbuhan Ekonomi?

Whats New
Bandara VVIP IKN Bakal Dioperasikan Terbatas Saat Upacara 17 Agustus

Bandara VVIP IKN Bakal Dioperasikan Terbatas Saat Upacara 17 Agustus

Whats New
Kopi Tuku Buka Kedai 'Pop-up' Pertamanya di Korsel

Kopi Tuku Buka Kedai "Pop-up" Pertamanya di Korsel

Whats New
PT GNI Gelar Penyuluhan Kesehatan Guna Perbaiki Kualitas Hidup Masyarakat Morowali Utara

PT GNI Gelar Penyuluhan Kesehatan Guna Perbaiki Kualitas Hidup Masyarakat Morowali Utara

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com