Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Henry MP Siahaan
Advokat, Peneliti, dan Dosen

Advokat, peneliti, dan dosen

Defisit Bawang Putih yang Tak Pernah Digubris

Kompas.com - 06/03/2023, 10:21 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

BADAN Pangan Nasional melaporkan bahwa tahun ini pemerintah berencana mengimpor bawang putih sebesar 588.000 ton, naik dari 574.000 ton dibanding tahun 2022. Hal itu dilakukan lantaran produksi dalam negeri tidak mencukupi.

Artinya, impor bawang putih nyaris sempurna memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat Indonesia sebesar 651.000 ton per tahun alias nyaris mengimpor 100 persen atas tingkat konsumsi nasional.

Menurut data Kementerian Pertanian, produksi petani bawang putih di Indonesia pada 2021 hanya 45.000 ton.

Angka tersebut turun dari 2020 sebesar 81.000 ton dan 2019 sebesar 88.000 ton. Apalagi, sejak tahun 2012 hingga 2017, total produksi bawang putih berkisar antara 15.000 sampai 21.000 ton.

Lalu, menurut data BPS, Indonesia merupakan negara importir bawang putih terbesar di dunia dengan rata-rata volume impor bawang putih sebesar 509.621 ton per tahun.

Jika dirinci per tahun, pada 2014 Indonesia mengimpor 491.103 ton bawang putih. Selanjutnya, sebanyak 479.941 ton bawang putih impor masuk ke Indonesia pada 2015.

Adapun pada 2016, Indonesia mengimpor 444.301 ton bawang putih. Angka tersebut meningkat pada tahun-tahun berikutnya.

Pada 2017, Indonesia mengimpor 549.767 ton bawang putih dan pada 2018 meningkat sebanyak 582.995 ton. Kemudian pada 2019 Indonesia mengimpor bawang putih sebesar 472.503 ton.

Impor bawang putih hanya sempat turun pada 2014 hingga 2016. Namun dikatakan turun tidak berarti terjadi perbaikan fundamental dari sisi kapasitas produksi nasional karena nyatanya kemampuan produksi domestik untuk bawang putih hanya wara-wiri di angka 5 persenan.

Lihat saja dari Data Kementerian Pertanian tahun 2016 tersebut, misalnya, yang mencatat konsumsi bawang putih masyarakat pada 2016 mencapai 465.100 ton, sementara produksi hanya sekitar 21.150 ton sehingga terjadi defisit 443.950 ton.

Kemudian merujuk data tahun 2017 tercatat konsumsi bawang putih mencapai sekitar 482.190 ton, sedangkan produksi hanya 20.460 ton sehingga terjadi defisit 461.740 ton.

Dari data Kementan tersebut terlihat bahwa kebutuhan bawang putih nasional terus meningkat, sementara produksi justru menyusut yang membuat defisit bawang putih semakin melebar.

Pelebaran defisit tersebut dapat dilihat dari data impor bawang putih tahun 2018. Total volume impor bawang putih Indonesia mencapai 583.000 ton, meningkat 4,16 persen tahun sebelumnya yang sebesar 559.700 ton.

Sementara itu, nilai impor bawang putih pada 2018 menurun 16,5 persen 596 juta dollar AS menjadi 497,3 juta dollar AS (faktor apresiasi Rupiah).

Secara pukul rata, diperkirakan selama tenggang waktu 2017-2021, produksi bawang putih bertengger di angka sekitar 19.000-20.000 ton per tahunnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com