Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kondisi Covid-19, Jadi Alasan KCI Tak Pesan KRL INKA Jauh-jauh Hari

Kompas.com - 07/03/2023, 11:51 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com – Kebutuhan akan Kereta Rel Listrik (KRL) milik PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) sudah mendesak, sehingga muncul opsi pembelian kereta bekas dari Jepang.

Di sisi lain, pembelian kereta dari buatan PT Industri Kereta Api (Persero) atau INKA yang seharusnya menjadi prioritas, tidak menjadi pilihan untuk saat ini karena pembuatannya yang harus menunggu 2-3 tahun.

Terkait hal ini, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan, pihaknya terus mendorong untuk pembelian kereta dari dalam negeri, yakni buatan PT INKA. Hanya saja, dengan kebutuhan yang harus segera PT INKA tak bisa memenuhi itu.

“Soalnya, INKA tidak tidak untuk produksi, kecuali dari jauh-hari pesannya, bisa dipenuhi,” ujar Arya di Bandung, Senin (6/3/2023).

Baca juga: Pengadaan KRL, Menperin Tegaskan Impor Kereta Bekas Jadi Pilihan Terakhir

Adapun alasan mengapa KCI tidak melakukan pesanan kereta 2 tahun lalu, lantaran adanya pandemi Covid-19 yang melumpuhkan banyak sektor, salah satunya sektor transportasi. Saat ini banyak masyarakat yang menjalani Work From Home (WFH) untuk menekan laju Covid-19 di tanah air.

“Kata KCI, sebelumnya ada virus Corona, sehingga mereka enggak bisa memesan kereta pada saat itu. Setelah Corona berakhir, ada kenaikan penumpang. Jadi mau enggak mau (harus disediakan). Tapi kami kedepan harapkan kalau kondisi stabil kita minta KCI prioritaskan produksi dalam negeri, yaitu INKA,” lanjut Arya.

Baca juga: Soal Kebutuhan Impor KRL Bekas, Luhut: Kita Tunggu Hasil Audit BPKP

Adapun opsi impor kereta bekas dari Jepang untuk memenuhi kebutuhan KCI, Arya enggan berkomentar lebih dalam. Ia menyebut pihanya akan mengikuti bagaimana nantinya keputusan dari regulator mengenai pembelian kereta dari Jepang.

“Memang bagi KCI, saat itu berat karena masih ada Corona, sehingga baru sekarang berani mengajukan usulan kebutuhannya. Sejauh ini kita ikut regulator saja, kebutuhan KCI ada, tapi TKDN juga harus didahulukan,” ujar Arya.

“Kita siap aja, apa kata regulator. Yang pasti, adanya Coronya saat itu membuat mereka sudah memesan jauh-jauh hari,” tambahnya.

Baca juga: Kata PT KAI soal Impor KRL Bekas: Pelayanan Harus Kami Jaga


Terpisah, VP Public Relations KAI Joni Martinus mengungkapkan, opsi impor kereta bekas dari Jepang, bukan tanpa alasan. Berdasarkan kajian dari KCI, beberapa KRL sudah memasuki masa pensiun, yang erat kaitannya dengan keselamatan penumpang.

Di sisi lain, hal ini juga mempertimbangkan kebutuhan masyarakat akan Kereta Rel Listrik (KRL) sebagai moda transportasi Jabodetabek sangat tinggi. Sementara untuk memesan kereta produksi INKA membutuhkan 2-3 tahun masa pembuatan.

“Kita ingin mobilitas masyarakat itu tidak terganggu, dan pelayanan tetap baik. Karena kan, kita tau sendiri kebutuhan masyarakat akan KRL ini sangat tinggi, maka kita harus menjaga itu. Maka itu, teman-teman KCI minta izin untuk impor kereta,” kata Joni di Bandung, Senin (6/3/2023).

“Kapasitas satu gerbong mencapai kurang lebih 175 orang penumpang, satu gerbong. Kita itung saja, ketika itu satu rangkaian terdiri dari beberapa gerbong dan secara simultan bolak balik artinya bisa puluhan penumpang yang bisa diangkut gerbong itu,” ungkap Joni di Bandung, Senin (6/3/2023).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com