Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemasaran Asuransi lewat "E-commerce" Dinilai Bakal Menjanjikan

Kompas.com - 07/03/2023, 20:04 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat, kanal distribusi produk asuransi melalui e-commerce menjadi salah satu alternatif pemasaran yang mencatat pertumbuhan signifikan.

Berdasarkan data, distribusi asuransi melalui kanal e-commerce meningkat 492,9 persen secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon mengatakan, premi yang didapatkan dari kanal distribusi e-commerce ada sebanyak Rp 476,61 miliar pada tahun 2022.

Baca juga: Genjot Kinerja Asuransi Syariah, Allianz Beri Edukasi Tenaga Pemasar

"Meskipun angkanya masih relatif kecil, tetapi pertumbuhan tersebut bisa menjadi alternatif kanal distribusi asuransi jiwa yang menjanjikan di masa depan," kata dia dalam konferensi pers, Selasa (7/3/2023).

Secara keseluruhan, AAJI mencatat kanal distribusi bancassurance masih mendominasi dengan perolehan premi sebesar Rp 87,80 triliun pada tahun 2022.

Budi menjelaskan, kanal distribusi e-commerce ini masih sangat kecil dibandingkan total premi yang dibukukan industri pada 2022 sebesar Rp 192,08 triliun.

Saat ini, memang belum semua anggota dari AAJI masuk ke dalam kanal distribusi melalui e-commerce. Namun, pihaknya percaya banyak pemain di industri yang mulai melirik kanal distribusi melalui e-commerce.

Baca juga: Sebelum Ambil KPR, Pentingnya Punya Asuransi Jiwa Kredit bagi Debitor


"Itu tergantung dari profil bisnis appetite perusahaan untuk ke sana atau fokus di sana," imbuh dia.

Kemudian, Budi menceritakan potensi dari kanal distribusi ecommerce sangat besar di masa depan.

Dari jenis produk sendiri, pemasaran melalui kanal e-commerce masih didominasi oleh produk tradisional yang sederhana dan tidak membutuhkan banyak persyaratan.

"Belum ada produk unitlink, salah satu alasannya karena ada peraturan tersendiri, perlu direkam dan tanda tangan," terang dia.

Baca juga: Antisipasi Lahan Pertanian Terendam Banjir, Kementan Siapkan Pompanisasi hingga Asuransi Pertanian

Lebih jauh, Budi menjelaskan, nasabah yang membeli produk lewat kanal e-commerce adalah anak muda yang lebih melek dengan teknologi digital.

"Mereka yang muda, punya penghasilan yang oke, dan ke depan jumlah mereka pasti akan bertambah," ucap dia.

Demi menangguk potensi tersebut, perusahaan asuransi juga perlu berbenah dalam layanan digitalnya.

Jangan sampai proses pembelian yang digital masih perlu diikuti dengan proses yang tidak praktis dan memerlukan dokumen-dokumen fisik lainnya.

"Perusahaan asuransi juga akan memeperbaiki kanal distribusi yang sudah ada, misalnya agen dapat dibantu dengan teknologi supaya lebih dimudahkan dalam ilustrasi dan sebagainya," tandas dia.

Baca juga: Industri Asuransi 2023 Diproyeksi Bakal Cerah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com