Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dibayangi Kekhawatiran Kenaikan Suku Bunga, Harga Minyak Dunia Melemah

Kompas.com - 09/03/2023, 08:40 WIB
Kiki Safitri,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi


NEW YORK, KOMPAS.comHarga minyak dunia mengalami penurunan pada perdagangan Rabu (8/3/2023) waktu setempat atau Kamis pagi waktu Indonesia/WIB. Pergerakan harga minyak dunia dibayangi oleh kekhawatiran kenaikan suku bunga The Fed.

Mengutip CNBC, harga minyak mentah berjangka Brent turun 74 sen, atau 0,9 persen, menjadi 82,55 dollar AS per barrel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS tergelincir 99 sen atau 1,3 persen, menjadi 76,59 dollar AS per barrel.

Harga minyak dunia melemah pada Rabu karena kekhawatiran bahwa kenaikan suku bunga AS yang lebih agresif akan menekan pertumbuhan ekonomi dan permintaan minyak melebihi penarikan stok minyak mentah AS yang lebih besar dari perkiraan.

Baca juga: Kemarin Ditutup Menguat Tipis, Berikut Proyeksi IHSG pada Hari Ini

"Harga minyak masih mengalami tekanan ke bawah karena komentar hawkish yang keluar dari Fed yang mengindikasikan suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama," kata Andrew Lipow, presiden konsultan Lipow Oil Associates.

Baik Brent dan WTI turun lebih dari 3 persen pada hari Selasa setelah komentar dari Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell, bahwa bank sentral kemungkinan perlu menaikkan suku bunga lebih dari yang diharapkan sebagai tanggapan atas data kuat baru-baru ini.

Dollar AS yang lebih kuat juga membatasi harga minyak di awal sesi. Komentar Powell telah mendorong dollar AS, yang biasanya diperdagangkan terbalik dengan minyak, mencapai level tertinggi pada tiga bulan terakhir.

Sementara itu, stok minyak mentah menarik 1,7 juta barrel, dibandingkan dengan perkiraan untuk membangun 395.000. Data American Petroleum Institute (API) pada hari Selasa menunjukkan penurunan persediaan minyak mentah untuk pertama kalinya setelah kenaikan 10 minggu.

Laporan dari Administrasi Informasi Energi AS mencatat, stok bensin AS turun 1,1 juta barrel atau lebih rendah dari perkiraan analis 1,8 juta. Hal ini menambah kekhawatiran permintaan. Sementara itu, inventaris sulingan tumbuh sebesar 138.000 barrel, dibandingkan dengan ekspektasi analis 1 juta barrel.

Baca juga: Investor Asing Akhirnya Catat Net Buy, Saham-saham Ini Paling Diminati

Barclays menurunkan perkiraan Brent 2023 sebesar 6 dollar AS menjadi 92 dollar AS per barrel dan untuk WTI sebesar 7 dollar AS menjadi 87 dollar AS per barrel. Hal ini terutama karena pasokan Rusia yang lebih tangguh dari perkiraan.

"Kami mengharapkan pemulihan berkelanjutan dalam permintaan penerbangan sipil di China dan negara-negara tetangga, stabilisasi dalam aktivitas industri dan pertumbuhan pasokan non-OPEC + yang lebih lambat untuk mendorong keseimbangan pasar minyak menjadi defisit akhir tahun ini,” tambah Barclays.

Para menteri dan eksekutif perminyakan terus memperdebatkan pengetatan pasokan pada sebuah konferensi di Houston. Menteri luar negeri untuk minyak dan gas Angola mengatakan, Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) tidak perlu meningkatkan produksi minyak untuk menggantikan 500.000 barrel dari Rusia per hari.

Sementara itu, sekelompok senator AS bipartisan mengatakan mereka telah memperkenalkan kembali undang-undang untuk menekan OPEC agar berhenti melakukan pengurangan produksi.

Baca juga: Dipecat dari ASN, Rafael Alun Tidak Dapat Uang Pensiun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Astra Agro Lestari Sepakat Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Astra Agro Lestari Sepakat Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Whats New
Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Work Smart
Heboh Loker KAI Dianggap Sulit, Berapa Sih Potensi Gajinya?

Heboh Loker KAI Dianggap Sulit, Berapa Sih Potensi Gajinya?

Whats New
Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Work Smart
Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Whats New
Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Whats New
Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Whats New
OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

Whats New
Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Whats New
LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Whats New
Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Whats New
Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Earn Smart
Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Whats New
Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com