Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mau Ajukan Pembiayaan? Simak Dulu Tips Atur Modal Usaha Berikut Ini

Kompas.com - 11/03/2023, 06:13 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAMBI, KOMPAS.com - Banyak upaya yang dapat dilakukan oleh seseorang dalam membangun usaha baru. Salah satunya adalah dengan mengakses permodalan melalui layanan pembiayaan perbankan.

Siapa saja yang mau membuka usaha dapat memanfaatkan pembiayaan dari perbankan. Beberapa program perbankan bahkan saat ini menyediakan pinjaman mikro tanpa agunan atau penjaminan.

Namun begitu, sebelum mengajukan pinjaman penting untuk seseorang merumuskan terlebih dahulu rencana bisnis seperti apa yang ingin dilakukan.

Baca juga: Kisah Maryani Kembangkan Bisnis Pempek Hafish, Dulu Pinjam Modal Rp 4 Juta, Kini Omzet Rp 30 Juta

Hal ini berguna agar permodalan yang didapatkan nantinya dapat dimaksimalkan untuk usaha dan bukan justru lari ke kebutuhan konsumtif.

Kepala Pembiayaan BTPN Syariah Jambi Mutia Tama Fajriaty mengatakan, dalam menyalurkan pembiayaan ultra mikro pihaknya selalu menanyakan apa usaha yang akan dibuat oleh ibu-ibu penerimanya.

"Kalau belum punya usaha kami kami tanya, kira-kira uang Rp 2 juta bisa jadi apa, kami gali, butuhnya apa saha untuk usaha, cukup atau tidak," ujar dia kepada Kompas.com, Jumat (10/3/2023).

Dia mengatakan, pihaknya menggunakan akad jual beli barang dalam melakukan pembiayaan.

Dengan begitu, nasabah yang semuanya adalah ibu-ibu prasejahtera tersebut harus mempertanggungjawabkan pembiayaan dengan nota pembelian barang.

Mutia menjabarkan, misalnya pembiayaan yang diberikan sebesar Rp 1,5 juta. Dari dana tersebut, angka maksimal yang boleh dibelikan alat usaha hanya sebesar Rp 400.000.

"Kami lebih menyuruh ibu-ibu untuk memanfaatkan alat yang ada. Kalau ada meja di rumah, lebih baik digunakan dulu, jadi memaksimalkan yang ada," imbuh dia.

Setelah itu, sisa uang yang ada merupakan modal yang akan dibelanjakan untuk memulai usaha. Namun, sisa modal tersebut tidak boleh sekaligus dibelikan bahan modal.

Misalnya dalam bisnis makanan, Mutia bilang, pertama-tama modal yang dibelanjakan adalah Rp 200.000.

"Misalnya ada laba jadi Rp 250.000, maka Rp 50.000 tersebut harus disisihkan untuk angsuran sebesar Rp 10.000, dan tabungan Rp 10.000. Sementara Rp 30.000 sisanya disimpan sebagai laba," terang dia.

Selanjutnya, modal belanja bahan baku ditambah sedikit demi sedikit. Hal ini untuk memacu pertumbuhan bisnis.

Baca juga: Menilik Peluang dan Tantangan Pembiayaan Kendaraan Listrik

Di sisi lain, hal ini juga berguna untuk berjaga-jaga ketika bisnis tidak berjalan sesuai harapan.

"Karena masih ada uang modal yang tidak dipakai semua. Yang jelas tidak dibenarkan pembiayaan ini untuk kebutuhan konsumtif," tandas dia.

Sebagai informasi, BTPN Syariah memiliki program Tepat Pembiayaan Syariah yang merupakan pembiayaan tanpa jaminan untuk nasabah inklusi.

Pembiayaan modal kerja ini diberikan kepada ibu-ibu prasejahtera secara berkelompok. Tak hanya pembiayaan, program ini juga memberikan pendampingan dan pelatihan kepada para nasabahnya.

Nasabah bisa mendapatkan modal usaha mulai dari Rp 2 juta dan akan mendapatkan pendampingan mulai dari mengatur keuangan dan keterampilan dari community officer atau bankir pemberdaya.

Baca juga: Bermodal Pinjaman Rp 2 Juta di Bank, IRT di Kupang Usaha Kios Hingga Beli 2 Kapal Ikan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com