Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Smelter Nikel di Kolaka Ditargetkan Rampung pada 2024

Kompas.com - 12/03/2023, 10:40 WIB
Akhdi Martin Pratama

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Ceria Nugraha Indotama (CNI) tengah membangun pabrik pemurnian (smelter) di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara dengan nilai investasi sebesar 2,3 juta dollar AS. Langkah ini dilakukan sebagai bentuk dukungan terhadap Kebijakan hilirisasi mineral yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Presiden Direktur PT CNI Group Derian Sakmiwata mengatakan, permintaan pasokan nikel yang tinggi dari industri kendaraan listrik dunia sebagai bahan utama baterai kendaraan listrik membuat kebijakan hilirisasi nikel menjadi pilihan yang tepat.

"Kami mendukung penuh kebijakan hilirisasi Presiden Jokowi ini. Kami bertekad untuk menjadi pemain integral dalam upaya Indonesia untuk menjadi pusat produksi kendaraan listrik dan baterai global. Karena itu, target pasar untuk produk turunan nikel dan cobalt yang dihasilkan dari smelter kami nantinya akan menyasar Eropa, Jepang, Korea Selatan (Korsel) dan India,” ujar Derian dalam keterangan tertulisnya, Minggu (12/3/2023).

Untuk mendukung program hilirisasi nikel tersebut, CNI tengah membangun smelter. Smelter yang sedang dibangun akan menggunakan 2 teknologi utama, yaitu teknologi Rectangular Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) dengan kapasitas 4×72 MVA, terdiri dari 4 Iajur produksi untuk mengolah bijih Nikel Saprolite dan teknologi High Pressure Acid Leaching (HPAL) untuk mengolah bijih Nikel Limonite (Bijih Nikel kadar lebih rendah) untuk menghasilkan baterai kendaraan listrik.

Baca juga: Pengembangan Smelter Nikel di RI Terganjal Masalah Pendanaan

"Smelter RKEF untuk lajur pertama kami targetkan selesai 2024, sedangkan HPAL kami targetkan selesai dan mulai produksi pada 2026,” kata Derian.

Derian merincikan, total kapasitas produksi dari smelter nikel RKEF ini nantinya dapat menghasilkan sekitar 252.000 ton Ferronickel (FeNi) dengan kandungan 22 persen nikel atau sejita 55.600 ton nikel di dalamnya.

 

Sedangkan dari pengolahan HPAL akan memiliki kapasitas produksi sebesar 308.000 ton dalam bentuk Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) yang di dalamnya terkandung 120.000 ton Logam nikel dan lebih dari 12.500 ton cobalt.

“Produk FeNi ini dapat diolah lebih Ianjut untuk memproduksi Stainless Steel dan produk turunannya. Sementara MHP merupakan produk antara untuk diolah Lebih lanjut menjadi nickel sulphate yang merupakan bahan baku utama prekursor baterai (material katoda)," kata dia

"CNI saat ini sedang melakukan studi kelayakan untuk mengolah lebih lanjut FeNi menjadi Nickel matte dan Nickel Sulphate, serta mengolah lebih kanjut MHP menjadi Nickel Sulphate. Selanjutnya Nickel Sulphate dari 2 jalur produksi tersebut akan diolah menjadi prekursor yang merupakan bahan baku utama baterai (material katoda dan anoda baterai),” sambungnya.

Baca juga: APNI Soroti Minimnya Smelter Nikel Kadar Rendah, Ini Sebabnya

Derian menyampaikan, CNI Group menerapkan prinsip Environment, Social and Governance (ESG). CNI berkomitmen untuk mengupayakan kegiatan produksi yang hijau dengan jejak karbon serendah mungkin.

“Kami berkomitmen penuh pada praktik berkelanjutan dan inovasi teknologi yang ramah lingkungan, mendukung Net Zero Emission pada tahun 2060 dan ikut ambil bagian dalam upaya mempercepat transisi energi hijau dan menghasilkan green product. Tentunya, CNI Group akan melakukan assessment terhadap jejak karbon untuk semua aktifitas, mulai dari aktifitas pertambangan sampai dengan pemurnian nikel dan kobalt,” paparnya.

Menurut Derian,  CNI Group dalam mewujudkan hilirasi nikel melalui pembangunan smelter sangat tidak mudah, karena membutuhkan pendanaan yang tidak kecil. Namun dengan dukungan pemerintah dan perbankan nasional termasuk BUMN, proyek smelter CNI Group akhirnya terwujud.

“Kami mendapatkan dukungan penuh dari Pemerintah dan sindikasi bank nasional seperti Bank Mandiri, Bank BJB, dan Bank Sulselbar dalam memberikan pembiayaan untuk pembangunan smelter line 1 RKEF CNI Group. Selain itu, peran PLN juga sangat penting dalam menjamin pasokan listrik bagi smelter kami baik untuk saat ini maupun dimasa yang akan datang,” imbuhnya.

Baca juga: Nikel Indonesia Jadi Incaran Dunia, Asosiasi Penambang: Perlu Pembatasan Penjualan Kadar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Whats New
KPLP Kemenhub Atasi Insiden Kebakaran Kapal di Perairan Tanjung Berakit

KPLP Kemenhub Atasi Insiden Kebakaran Kapal di Perairan Tanjung Berakit

Whats New
Wamenkeu Sebut Suku Bunga The Fed Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Wamenkeu Sebut Suku Bunga The Fed Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Whats New
PNS yang Dipindah ke IKN Bisa Tempati Apartemen Mulai September

PNS yang Dipindah ke IKN Bisa Tempati Apartemen Mulai September

Whats New
RMKE: Ekspor Batu Bara Diuntungkan dari Pelemahan Rupiah

RMKE: Ekspor Batu Bara Diuntungkan dari Pelemahan Rupiah

Whats New
Antisipasi Darurat Pangan di Papua Selatan, Kementan Gencarkan Optimasi Lahan Rawa di Merauke

Antisipasi Darurat Pangan di Papua Selatan, Kementan Gencarkan Optimasi Lahan Rawa di Merauke

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com