Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kadir Ruslan
Analis Data di BPS, Pengajar di Politeknik Statistika STIS

Bekerja sebagai analis data sosial-ekonomi di Badan Pusat Statistik

Meraup Berkah Penduduk Tumbuh Seimbang

Kompas.com - 14/03/2023, 15:01 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

HASIL Long Form Sensus Penduduk 2020 (LF SP2020) yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) pada akhir Januari 2023 memperlihatkan, target penduduk tumbuh seimbang dalam genggaman.

Hal ini mengonfirmasi keberhasilan pengendalian penduduk dalam satu dekade terakhir.

Sayangnya, berkah ekonomi yang diraup belum optimal. Ancaman periode panjang keluar dari kelompok negara berpendapatan menengah atau bahkan terperangkap selamanya (middle income trap) terus mengintai.

BPS melaporkan, Angka Kelahiran Total atau Total Fertility Rate (TFR) mengalami penurunan dalam satu dekade terakhir, dari 2,41 berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010 menjadi 2,18 menurut hasil LF SP2020.

Itu artinya, saat ini sebagian besar wanita berusia 15-49 tahun di Indonesia melahirkan kurang dari tiga anak selama usia suburnya.

Angka ini semakin mendekati replacement level, yakni kondisi ketika TFR sebesar 2,1 yang diproyeksikan bakal dicapai pada 2024 dan terus persisten hingga 2045.

Saat replacement level tercapai, secara rata-rata wanita Indonesia meliharkan dua anak selama usia suburnya. Dengan demikian, setiap penduduk yang meninggal akan digantikan persis satu anak yang lahir.

Karena itu, jumlah penduduk tumbuh seimbang, yang akan menggaransi terus terbukanya jendela peluang (window of opportunity) setidaknya hingga 2038.

Dalam periode itu, rasio beban tanggungan (dependency ratio) akan mencapai titik terendah, yakni sebesar 47 pada tahun 2030 (Adioetomo & Pardede, 2018).

Artinya, setiap 100 penduduk usia produktif (usia 15-65 tahun) menanggung 47 penduduk usia tidak produktif (di bawah 15 tahun dan di atas 65 tahun).

Rasio beban tanggungan yang rendah akan memberikan keuntungan ekonomis bila dapat dimanfaatkan secara optimal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi (bonus demografi).

Dengan demikian, hal tersebut dapat membantu Indonesia keluar dari kelompok negara berpendapatan menengah.

Namun, jika periode jendela peluang terlewatkan, jalan menuju negara berpendapatan tinggi (high income country) semakin panjang dan terjal.

Alih-alih menjadi negara berpendapatan tinggi, Indonesia berpotensi menjadi negara berpendapatan menengah untuk waktu yang lebih lama karena struktur penduduk yang didominasi lansai (aging population), sementara akumulasi modal yang tercipta belum optimal.

Berkaca pada Korea Selatan

Indonesia sebetulnya telah memasuki periode jendela peluang sejak tahun 2010 ketika rasio beban tanggungan mencapai 51.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com