Oleh: Alifia Putri Yudanti dan Ikko Anata
KOMPAS.com - Sebagai first jobbers, mendapat gaji pertama adalah suatu kebahagiaan. Bagaimana tidak? Setelah lama menganggur dan mencari kerja, tentunya ada banyak hal yang ingin dicapai dengan uang tersebut.
Jika tak dimaksimalkan dan dimanfaatkan dengan baik, first jobbers tentu bisa saja kehilangan uang dengan sekejap. Pasalnya, keuangan harus diatur dengan perencanaan yang matang dan tepat.
Dalam siniar CUAN bertajuk “Investasi untuk Fresh Graduates yang Merantau” dengan tautan akses dik.si/CUANFGInvest, Joice Tauris Santi, Certified Financial Planner, pun memberikan insight bahwa salah satu perencanaan keuangan yang bisa dilakukan adalah berinvestasi.
Ia mengungkapkan sebagai fresh graduate sekaligus first jobber yang merantau investasi bisa berguna untuk persiapan keuangan di masa depan. Namun, beberapa first jobber tentu masih awam dengan dunia investasi sehingga risikonya pun semakin besar.
Lantas, apa saja yang perlu dipersiapkan sebelum berinvestasi?
Mengutip Scripbox, utang adalah penghalang kestabilan finansial semua orang. Membeli barang-barang atau hal yang tak diperlukan tentu menjadi pemborosan. Namun, terkadang ini menyulitkan beberapa first jobbers, terlebih mereka yang bekerja di Jakarta.
Baca juga: Menjadi Pemimpin Inspiratif di Industri MICE ala Daswar Marpaung
Tingginya gengsi membuat mereka dapat menghabiskan gaji dengan sekejap. Mulai dari gaya hidup yang nongkrong di kafe-kafe mewah hingga barang-barang bermerek dengan harga jutaan.
Jika sikap ini terus dilakukan bisa saja membuat kita terlilit utang karena gaji yang dimiliki tak akan pernah cukup.
Padahal, sebagai first jobbers, penting agar bisa mengelola keuangan sejak dini. Pengelolaan keuangan dilakukan dengan mengalokasikan gaji dengan pembagian yang tepat, misalnya kebutuhan primer, sekunder, dan tersier.
Setelah kebutuhan itu didata, baru kita dapat berinvestasi.
Agar pengeluaran dapat dikontrol, kita harus mencatat semua pemasukan dan pengeluaran. Dari situ, kita bisa melihat bagaimana uang itu berasal dan ke mana semuanya pergi. Selain itu, pengeluaran yang membengkak jadi bisa terdeteksi dan menguranginya.
Setelah mencatat pengeluaran, buatlah piramida perencanaan keuangan agar mampu mengelola keuangan sesuai fase hidup. Mengutip Smart Asset, piramida tersebut mencakup tiga hal, yaitu keamanan keuangan, kenyamanan keuangan, dan distribusi kekayaan.
Sebagai first jobbers, fase yang sedang dilalui adalah keamanan keuangan. Sementara itu, investasi baru berada di kenyamanan keuangan. Jadi, sebelum memutuskan berinvestasi, kita perlu memiliki dana darurat, cash flow yang positif, dan asuransi terlebih dahulu.
Sebelum mulai berinvestasi, sebagai first jobbers penting untuk melunasi utang-utang yang ada. Pasalnya, utang adalah rintangan terbesar untuk mulai berinvestasi. Jangan sampai berinvestasi menggunakan uang untuk melunasi utang.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.