Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Kakebo, Budaya Orang Jepang dalam Menabung

Kompas.com - 19/03/2023, 07:15 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Menabung, seolah sudah jadi kesepakatan bersama, adalah salah satu cara terbaik dalam pengelolaan keuangan. Meski banyak yang mengakui menabung jadi penentu kebahagiaan di masa depan, namun masih banyak orang enggan melakukannya.

Ini karena menabung tak semudah seperti yang dibayangkan. Selalu saja ada pengeluaran yang harus dibayarkan setiap bulan, termasuk biaya-biaya yang tak terduga, beberapa kebutuhan rupanya harus dibeli di luar rencana. Rencana menabung akhirnya selalu gagal.

Padahal jika cermat dalam mengontrol pengeluaran, nabung bukan hal yang sulit dilakukan. Menabung pun saat ini bukan hanya mengumpulkan lalu menyimpan uangnya di bank, menabung juga bisa dilakukan dengan menyicil uang yang disisihkan lalu menempatkannya pada investasi yang relatif aman seperti emas atau membeli surat utang negara.

Meski begitu, selalu saja ada alasan orang tetap sulit untuk menabung. Mungkin Anda perlu mencoba cara menabung yang banyak dijalankan oleh orang Jepang sejak zaman dulu.

Baca juga: Siap-siap Denda Menanti jika Telat Lapor SPT Pajak

Dikutip dari Nakita Grid, banyak orang Jepang menerapkan pengelolaan keuangan dengan sangat ketat, termasuk di dalamnya untuk menabung, dengan Kakebo. Metode ini sudah dipopulerkan sejak tahun 1904 dan masih bertahan hingga saat ini.

Tujuan Kakebo yakni mengontrol pengeluaran seminimal mungkin dan mencatat setiap pengeluaran dengan cermat untuk kemudian dievaluasi setiap minggunya.

Bagaimana caranya?

Setiap awal bulan, catat pemasukan atau uang yang dialokasikan untuk satu bulan. Yang paling penting, catat juga semua pengeluaran yang sifatnya sudah pasti seperti kebutuhan harian.

Biasanya dalam praktik Kakebo, orang Jepang membagi jenis pengeluaran dalam empat kategori yakni pertama survival (biaya sekolah, makan, transportasi, kesehatan, dan kebutuhan pokok lain).

Baca juga: Apakah Tes Psikotes Menentukan Diterima Kerja?

Kedua kebutuhan opsional seperti belanja dan makan di luar. Ketiga hiburan seperti internet, buku, langganan majalah, tamasya dan sebagainya. Dan keempat pengeluaran ekstra yang merupakan pengeluaran tak terduga.

Setelah menetapkan kategori pengeluaran, baru dicatat berapa uang yang tersedia dan berapa yang akan ditabung. Semua itu harus ditulis di awal bulan agar mudah dalam pencatatan dan mengoreksinya.

Setelah memiliki catatan di awal bulan tentang rencana pengeluaran, baru setiap harinya Anda menulis detail semua pengeluaran untuk pembayaran yang dilakukan setiap harinya.

Di akhir setiap minggu, Anda bisa melakukan evaluasi sejauh mana uang yang sudah dikeluarkan benar-benar dipakai sesuai peruntukan yang direncanakan.

Baca juga: Lamar Kerja Lebih Baik Pakai CV Bahasa Inggris atau Indonesia?

Catatan yang rapi setiap harinya dari waktu ke waktu, memungkinkan Anda bisa memiliki gambaran pengeluaran harian, mingguan, dan bulanan.

Gambaran ini yang bisa dipakai untuk memutuskan sebarapa besar uang yang bisa ditabung dan dipakai untuk pemenuhan kebutuhan lain yang sudah direncanakan jauh hari.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Whats New
Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Whats New
Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com