Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Opsi Impor Beras, Wamentan Sebut 3 Pertimbangan Pemerintah

Kompas.com - 20/03/2023, 14:00 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah membuka opsi untuk kembali melakukan impor beras sebanyak 500.000 ton.

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Harvick Hasnul Qolbi mengatakan, pihaknya melakukan klasifikasi terkait kebutuhan impor beras sebanyak 500.000 ton tersebut.

"Sebenarnya ini kita coba klasifikasi antara kebutuhan impor itu sendiri dengan produksi kita," kata Harvick saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (20/3/2023).

Baca juga: Mentan Tidak Hadir di DPR, Komisi IV Tunda Rapat Kerja

Menurut Harvick, dari sisi produksi, pasokan beras pemerintah mencukupi karena adanya panen raya.

Namun, ia mengatakan, impor beras akan dilakukan sebagai antisipasi karena tiga hal yaitu pergerakan harga, masa tanam, dan panen.

"Kalau sisi produksi cukup, tapi mungkin karena masa tanam, panen, pergerakan harga (beras di pasar) ini mempengaruhi dengan keputusan itu (impor)," ujarnya.

Lebih lanjut, Harvick menambahkan, pemerintah memastikan pasokan pangan tercukupi menjelang Ramadhan. Namun, ia mengatakan, akan terjadi kenaikan harga pangan.

Baca juga: Kenaikan HET Beras Bisa Pacu Angka Kemiskinan


"Cuma soal harga pangan kita tahu sendiri jelang hari besar hari raya idul fitri pasti ada pergerakan ini, masyarakat kita harapkan bisa bisa bersabar melihat apa yang akan dilakukan pemerintah dalam waktu dekat ini," ucap dia.

Sebelumnya, pemerintah kembali membuka opsi untuk melakukan impor beras sebesar 500.000 ton. Alasannya, untuk menjaga ketersediaan stok dan stabilitas harga beras di pasar.

Hal tersebut disampaikan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (15/3/2023).

Menurut Zulkifli, saat ini stok beras di Bulog sekitar 300.000 ton.

Baca juga: Update Harga Beras Hari Ini Berdasarkan Zonasi dan HET Baru

"Beras ini, kemaren dipimpin presiden, kapanpun diperlukan kita bisa masuk lagi (impor) 500.000 ton, karena stok Bulog yang 1,2 juta, sekarang kalau enggak salah tinggal 300.000an," kata Zulkifli.

Zulkifli mengatakan, pemerintah tak memiliki pilihan lain dalam menjaga ketersediaan beras selain melakukan impor.

"Walaupun berat, saya ini sebenarnya enggak setuju impor-impor itu, tapi tidak ada pilihan. Kemarin diputuskan kembali 500.000 ton tapi (kita lihat) kapan diperlukan, karena sekarang lagi panen raya," tuturnya.

Baca juga: Pemerintah Buka Opsi Impor Beras 500.000 Ton, Bulog Sebut untuk Antisipasi

Ia juga memastikan, impor beras tidak akan dilakukan dalam waktu dekat mengingat saat ini masih periode panen raya.

Ia mengatakan, opsi impor beras tetap disiapkan guna mengantisipasi ketersediaan beras pemerintah.

"Belum sekarang ini (impor beras) kan lagi panen raya enggak mungkin, tapi kalau kita enggak beli nanti enggak ada (stok) gimana?," ujarnya.

Baca juga: Beras Bansos 10 Kilogram Akan Disalurkan Sebelum Ramadhan 2023

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com