Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Strategi Bos Prodia Ciptakan Pertumbuhan Berkelanjutan Pasca Pandemi Covid-19

Kompas.com - 23/03/2023, 17:39 WIB
Rully R. Ramli,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan laboratorium kesehatan, PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA), optimistis kinerja bisnis perusahaan dapat tumbuh dengan sehat pasca pandemi Covid-19. Optimisme ini dibangun dengan menyiapkan sejumlah strategi dan inovasi bisnis.

Direktur Utama Prodia Dewi Muliaty mengatakan, akan fokus mengembangkan layanan laboratorium kesehatan berbasis kebutuhan personal masyarakat. Sebab, masyarakat akan kembali membutuhkan layanan dasar laboratorium kesehatan seperti uji diagnostik atau medical check up.

Selain itu, Prodia juga berfokus mengembangkan layanan uji kesehatan yang bersifat prediktif sehingga dapat mencegah berbagai penyakit. Pada saat bersamaan, layanan uji kesehatan tetap mengedepankan aspek presisi.

"Jadi kenapa 50 tahun Prodia mengambil tema Personal and Precise Partner for Yur Health, tidak cukup check up biasa, tetapi cek kesehatan, health check yang lebih kepada preventif dan prediktif," kata dia, dalam wawancara khusus bersama Kompas.com, beberapa waktu lalu.

Baca juga: Pemerintah: Kalau Anak-anak Indonesia Tidak Pintar, Pendapatan Per Kapita Susah Naik

Menurut Dewi, fokus pengembangan itu berpotensi menjadi sumber pertumbuhan baru perusahaan ke depan. Lewat uji kesehatan personal yang prediktif, Prodia berusaha memanfaatkan momentum tingkat belanja kesehatan per kapita nasional yang masih rendah.

"Jadi menurut saya daripada belanja kesehatan setelah sakit walaupun tinggi jadi beban pemerintah di BPJS, lebih baik belanja kesehatan sebelum sakit. Itu yang menjadi optimisme kami," tuturnya.

Maksimalkan layanan digital

Untuk merealisasikan fokus bisnis yang telah dicanangkan, Prodia berencana melanjutkan pengembangan layanan digital atau digitalisasi. Dewi bilang, fokus pengembangan teknologi informasi sudah dijalankan sejak 2010.

"Saya ingat sekali waktu itu diangkat menjadi direktur utama 2009, saya meletakkan IT sebagai kekuatan atau backbone Prodia ke depannya," ujar dia.

Prodia pun terus membuat peta biru atau blueprint terkait pengembangan layanan digital secara berkala. Dari blueprint itu lah Prodia melakukan digitalisasi terhadap berbagai aspek bisnisnya, mulai dari operasional bisnis, pengujian, hingga pelayanan.

Oleh karenanya ketika pandemi Covid-19 muncul, Dewi mengaku tidak panik terhadap potensi gangguan operasional bisnis. Perseroan pun justru memanfaatkan momentum pandemi untuk mengakselerasi layanan digital.

"Dengan adanya pandemi ini semua diakselerasi, karena ada kebutuhannya, jadi kami tidak terlalu panik dengan kebutuhan digital," tuturnya.

Baca juga: Prodia Beri Sinyal Bakal Bagikan Dividen Tahun Ini, Simak Besarannya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com