Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ASEAN-BAC Sepakati 5 Isu Prioritas, Mulai Transformasi Digital hingga Investasi

Kompas.com - 24/03/2023, 14:11 WIB
Ade Miranti Karunia,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) Arsjad Rasjid menyatakan, dalam perhelatan ASEAN-BAC pada 20-23 Maret 2023, telah mencapai kesepakatan dengan para Menteri Ekonomi di kawasan ASEAN terkait lima isu prioritas.

Adapun lima prioritas yang disampaikan untuk penyelesaian isu perekonomian dan perdagangan di kawasan ASEAN meliputi transformasi digital, pembangunan berkelanjutan, kesehatan, ketahanan pangan, serta perdagangan dan investasi.

Lima aspek ini akan tertuang dalam legacy projects ASEAN-BAC, yaitu Digital Lending Platform, ASEAN Net Zero Hub, Carbon Center of Excellence, ASEAN Business Entity, ASEAN One Shot Campaign, dan Inclusive Closed-Loop Model for Agricultural Product.

Baca juga: Ketua ASEAN-BAC Arsjad Rasjid Gandeng Menteri dan Pengusaha Malaysia Dorong Inovasi serta Pertumbuhan Ekonomi Regional

"Melalui legacy projects, kami juga berkomitmen untuk mengoptimalkan kawasan ASEAN dan mendukung tujuh Priority Economic Deliverables (PED). Salah satunya pembentukan unit pendukung Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) untuk menjadi wadah dalam melakukan aktivitas perekonomian dan perdagangan yang inklusif dan mampu mengakomodasi kepentingan bisnis termasuk melakukan fasilitasi transfer teknologi dan investasi di wilayah tersebut," kata Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia ini dalam siaran resmi, Jumat (24/3/2023).

Arsjad bilang, inisiatif prioritas isu ASEAN-BAC telah didukung oleh seluruh Menteri Ekonomi di Kawasan ASEAN dengan tujuan mewujudkan kemitraan ekonomi yang terintegrasi, terhubung, dan berkelanjutan.

Menurut data dari Sekretariat ASEAN, perdagangan intra-ASEAN hanya menyumbang 23,5 persen dari total perdagangan kawasan pada tahun 2019. Sementara 76,5 persen sisanya adalah dengan mitra eksternal.

Terdapat tiga tantangan yang dihadapi oleh ASEAN. Pertama, prevalensi hambatan non-tarif di wilayah ini semakin meningkat. Kedua, digitalisasi inisiatif ASEAN Single Window (ASW) masih perlu diperbaiki. Ketigaadalah perlunya peningkatan mobilitas tenaga kerja terampil di wilayah ASEAN.

Oleh karena itu, diperlukan pendekatan yang efektif untuk menghapus hambatan non-tarif dan meningkatkan perdagangan dalam ASEAN. Investasi dalam teknologi mutakhir dan koordinasi prosedur kepabeanan regional perlu dilakukan agar manfaat ASW dapat dimaksimalkan.

Selain itu, lanjut Arsjad, harmonisasi Mutual Recognition Agreements ASEAN dibutuhkan untuk menciptakan pasar tenaga kerja ASEAN yang terintegrasi, mengingat peraturan yang berbeda-beda antara negara anggota.

Di samping itu, negara-negara ASEAN harus membangun komunitas ekonomi dengan pendekatan people to people dan business to business. Hal ini menurutnya, dapat mempercepat transformasi kawasan melalui sentralitas, inovasi, dan inklusivitas.

Selama satu bulan terakhir, ASEAN-BAC telah melakukan roadshow ke beberapa negara ASEAN untuk berdiskusi dan mencapai kesepakatan. Meskipun begitu, pihaknya tetap membuka diri terhadap masukan dari para pelaku usaha di ASEAN.

Nantinya akan ada pertemuan para menteri pada Mei tahun ini, untuk membahas hasil diskusi tersebut. Dengan populasi sejumlah 700 juta jiwa dan pertumbuhan ekonominya mencapai rata-rata 5,5 persen, ASEAN memiliki komunitas yang kuat di dunia.

"Oleh karena itu, ASEAN-BAC berkomitmen untuk memajukan sentralitas ASEAN serta mempromosikan inklusivitas yang lebih besar dalam perdagangan di bawah kepemimpinan ASEAN–BAC Indonesia," pungkasnya.

Baca juga: ASEAN Jadi Episentrum Pertumbuhan Dunia, BI: Berkat Reformasi Struktural

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com