Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Target Utama Indonesia di Hannover Messe 2023

Kompas.com - 28/03/2023, 13:32 WIB
Elsa Catriana,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah terus mematangkan persiapan keikutsertaan Indonesia sebagai Official Partner Country pameran terbesar di dunia untuk teknologi industri Hannover Messe 2023. 

Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan, dan Akses Industri Internasional (Dirjen KPAII) Kemenperin Eko S.A Cahyanto membeberkan ada 4 target utama dalam keikutsertaan di ajang tersebut tahun ini.

Pertama, untuk mempresentasikan peta jalan Making Indonesia 4.0. Kedua, mempromosikan kerja sama industri. Ketiga, mempromosikan investasi asing dan ekspor. Sedangkan yang keempat, untuk meningkatkan hubungan bilateral dengan Jerman sebagai tuan rumah.

“Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengharapkan Hannover Messe 2023 menjadi momentum penting untuk menunjukkan kemampuan Indonesia dalam bekerja sama, berkolaborasi dan maju sebagai komunitas global,” ujar Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan, dan Akses Industri Internasional (Dirjen KPAII) Kemenperin Eko S.A Cahyanto di Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9), Selasa (28/3/2023).

Baca juga: RI Targetkan Perolehan Investasi dari Ajang Hannover Messe Sebesar Rp 14 Triliun

Making Indonesia 4.0 diperkenalkan sebagai peta jalan akselerasi implementasi teknologi industri 4.0 di Tanah Air. Peta jalan ini mencakup keberlanjutan inklusif, bisnis startup dan pengembangan teknologi, serta untuk mendukung ekonomi sirkular. Selain itu, juga akan disampaikan isu-isu yang terkait dalam mendukung program Making Indonesia 4.0.

Eko menjelaskan, peta jalan Making Indonesia 4.0 berorientasi pada lima elemen utama, yaitu artificial intelligence, internet of things, enterprise wearables, advanced robotics, dan 3D printing. “Elemen utama ini dimaksudkan untuk mendukung perluasan ekonomi digital dan insentif bagi industri,” ungkapnya.

Selanjutnya, Eko menuturkan, Indonesia akan memanfaatkan perannya sebagai Official Partner Country Hannover Messe 2023 untuk menyampaikan kepada dunia internasional, khususnya pelaku bisnis dan industri terkait kebijakan kemudahan investasi di Indonesia.

Kebijakan yang diberikan pemerintah mencakup kemudahan investasi, mulai dari tahap pendirian badan usaha, tahap memulai usaha atau legalitas konstruksi berbasis Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) yang terdiri dari persyaratan dasar dan persyaratan sektoral, serta tahap pelaksanaan usaha atau legalitas operasional yang berbasis non-KBLI.

Baca juga: Kembali Berpartisipasi di Hannover Messe 2023, RI Bakal Pamer Teknologi hingga Progres IKN

 


Indonesia merupakan negara ASEAN pertama yang menjadi negara mitra resmi di Hannover Messe sebanyak tiga kali. Dengan semangat Infinite Journey dalam Hannover Messe 2023 yang digelar pada 17-21 April 2023, Indonesia akan mempersembahkan kemajuan teknologi terkini dan potensi investasi teknologi industri, melalui penyelenggaraan acara-acara terkait yang terangkum dalam Official Programs.

Diskusi dengan para co-exhibitor asal Indonesia akan difasilitasi melalui beragam agenda, antara lain penyelenggaraan business summit, serta seminar-seminar yang berlangsung di Paviliun Indonesia.

“Isu-isu yang nantinya dibahas oleh para co-exhibitor dari Indonesia mewakili enam tema IPC Hannover Messe 2023 dan akan fokus pada konversi manufaktur tradisional menjadi keberlanjutan dan inovasi, pengembangan sumber daya manusia, pengembangan bisnis start-up, investasi dan kawasan industri, serta transisi energi. Sebanyak 157 co-exhibitor yang akan berpartisipasi di Paviliun Indonesia dengan mewakili enam tema tersebut,” jelas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com