Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Laba Bersih Barito Pacific Anjlok, Ini Penyebabnya

Kompas.com - 01/04/2023, 13:00 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Barito Pacific Tbk (BRPT) mencatatkan koreksi laba bersih yang signifikan sepanjang 2022. Hal ini selaras dengan pendapatan perusahaan yang menyusut diikuti kenaikan biaya beban perusahaan.

Melansir dokumen keuangan perusahaan, emiten milik taipan Prajogo Pangestu itu hanya mampu mencetak laba bersih sebesar 1,76 juta dollar AS sepanjang tahun lalu. Realisasi itu turun signifikan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 109,12 juta dollar AS.

Anjloknya laba bersih perusahaan selaras dengan pendapatan perusahaan yang terkoreksi. Tercatat sepanjang 2022, realisasi pendapatan BRPT sebesar 2,96 miliar dollar AS, merosot dari tahun sebelumnya sebesar 3,16 miliar dollar AS.

Baca juga: Benang Merah Data Mahfud MD dan Sri Mulyani soal Transaksi Janggal

Di sisi lain, beban pokok pendapatan dan beban langsung perusahaan meningkat menjadi 2,52 miliar dollar AS. Dengan demikian, laba kotor perusahaan tercatat mencapai 445,67 juta dollar AS.

Kemudian, pos beban penjualan, beban umum dan administrasi, serta beban keuntungan seluruhnya meningkat. Hal ini kemudian menggerus laba sebelum pajak perusahaan menjadi 155,42 juta dollar AS.

Adapun laba tahun berjalan perusahaan mencapai 32,21 juta dollar AS. Laba tersebut terbagi menjadi laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 1,76 juta dollar AS dan kepentingan nonpengendali sebesar 30,45 juta dollar AS.

Baca juga: Tumbuh 95,3 Persen, WIR Group Catat Laba Bersih Rp 48,1 Miliar di 2022

Penjelasan manajemen

Merosotnya kinerja keuangan perusahaan utamanya disebabkan oleh lini usaha petrokimia. Segmen usaha ini dinilai mengalami tahun yang berat pada tahun lalu, akibat dari gangguan suplai dan permintaan global.

Meskipun demikian, Presiden Direktur Barito Pacific Agus Pangestu mengatakan, tahun 2022 merupakan bukti keputusan tepat perusahaan untuk melakukan diversifikasi ke segmen pilar energi. Segmen ini disebut memberikan kontribusi yang lebih stabil dan menghasilkan kinerja keuangan yang lebih baik secara grup.

Industri petrokimia memang diakui mengalami tingkat ketidakstabilan yang tinggi dalam skala global. Tetapi segmen energi perusahaan yang stabil terus menjadi penopang untuk kinerja grup secara konsolidasi.

Baca juga: Menkop Peringatkan E-commerce Jangan Promosikan Pakaian Bekas Impor

"Keputusan strategis ini diharapkan dapat memantapkan posisi kami sebagai perusahaan energi yang paling beragam dan terintegrasi, serta satu posisi terbaik untuk membantu program transisi energi," kata dia, dalam keterangannya, Jumat (31/3/2023).

Lebih lanjut Agus menjelaskan penyebab dari penurunan EBITDA perusahaan menjadi 475 juta dollar AS. Ia bilang, hal ini disebabkan tidak adanya pemulihan margin di segmen petrokimia dengan fundamen yang berasal dari segmen panas bumi.

"Yang menyebabkan margin EBITDA tergerus menjadi 16,05 persen dari 25,26 persen pada tahun sebelumnya," kata dia.

Namun demikian, perusahaan diklaim memiliki profil likuiditas yang besar sebagai penyangga terhadap masa-masa yang tidak pasti. Hal ini ditandai dengan posisi utang terhadap modal perusahaan di 2022 mencapai 51,6 persen dan utang bersih terhadap ekuitas sebesar 0,63 kali.

"Yang menunjukkan profil keuangan yang sehat untuk mendukung ekspansi dalam beberapa tahun ke depan," ucapnya.

Baca juga: Menkop Peringatkan E-commerce Jangan Promosikan Pakaian Bekas Impor

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com