Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan Gamblang Bapanas-Bulog soal Kapan 500.000 Ton Beras Impor akan Datang

Kompas.com - 07/04/2023, 09:34 WIB
Elsa Catriana,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah berencana akan kembali mengimpor beras sebanyak 500.000 ton dalam tahap dekat atau sebanyak 2 juta ton hingga akhir Desember 2023.

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan, Perum Bulog sudah mendapatkan izin untuk mengimpor. Hanya saja untuk realisasi kedatangan beras impor tersebut didatangkan secara bertahap bilamana stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) menipis namun panen raya selesai.

"Izin impor sudah dikantongi oleh Bulog tetapi Bulog ini mendatangkannya tidak langsung sekaligus, jadi kita ini musti juga berempati bahwa kondisi hari ini kan kita sedang panen," ujarnya saat ditemui di Jakarta, Kamis (6/4/2023).

"Semua yang sekarang kita kerjakan semua fokus di dalam negeri yang sekarang nih fokus. Impor itu hanya untuk melengkapi jika kekurangan," sambung Arief.

Baca juga: Bapanas Tetapkan HET Beras, Serikat Petani: Terlampau Lebar Jaraknya dengan HPP

Arief menilai ketika pemerintah juga telah mengimpor beras 500.000 ton pada tahun lalu, tidak membuat harga gabah petani atau beras petani terganggu. Artinya menurut dia, importasi dilakukan secara terukur.

"Pemerintah melakuakn importasi yang terukur ya. Ya terukurnya itu ya harga petani itu terjaga ya, kita harus jaga jadi kalau ada isu pro impor, kita tidak. Kita mau menyejahterakan," kata Arief.

Baca juga: Stabilkan Harga Pangan selama Ramadhan, Bapanas Fasilitasi Pendistribusiannya

Sementara itu, Direktur Perum Bulog Budi Waseso mengungkapkan pihaknya sudah menerima izin kolektif untuk impor. Hanya saja ekseskusinya dilakukan secara bertahap dan sesuai kebutuhan.

"Jadi nanti seandainya kan kita masyarakat kita kan kebutuhannya harus tercukupi, jadi kalau seandainya nanti diperkirakan ada keterlambatan produksinya maka kan kebutuhan pangan enggak bisa ditunda yah maka kita harus bisa mencukupi itu keterlambatan itu, ya tentunya baru kita datangkan," jelas Budi Waseso. 

Baca juga: Bapanas: Importasi Beras Terukur, Tidak Membabi Buta


Pria yang akrab disapa Buwas itu bilang, pihaknya belum melakukan lelang sama sekali lantaran impor akan dilakukan sesuai dengan kebutuhan.

"Belum, jadi kita sesuai dengan kebutuhan. Jadi gini, kalau kita prediksi untuk Bansos besok setelah kita hitung-hitung, sekarang ini peningkatannya sampai 100.000 ton hari ini, kita menyalurkan lagi bulan apa nih? Tanggal berapa? Kira-kira Prediksi harian ini berapa? Prediksinya umpama 5.000, dalam 2 minggu capaiannya berapa kali-kalinya, cukup enggak untuk penyalurannya bansos kedua ini?," jelas Buwas.

" Oh kalau misalnya kurang 100.000 ton, umpama, dari pada terlambat kita datangkan yang 100.000 dulu (impor beras)," sambung Buwas.

Halaman:


Terkini Lainnya

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com