Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Mengurai Keunggulan Wirausaha Jebolan Kampus

Kompas.com - 17/04/2023, 14:18 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Frangky Selamat*

DI SATU kesempatan seorang jurnalis bertanya kepada seorang dosen yang mengajar kewirausahaan di kampusnya. Pertanyaan sederhana, tapi sulit juga memberikan jawaban yang pas.

Pertanyaannya adalah, “Apa keunggulan wirausaha yang dihasilkan dari pendidikan di kampus?”

Sebelum pertanyaan itu terjawab, ada baiknya dipahami lebih dahulu kilas balik mengapa kewirausahaan diajarkan terutama di kalangan mahasiswa.

Pandangan bahwa wirausaha dilahirkan dan tidak dapat diciptakan adalah sebuah mitos. Faktor keturunan bukanlah penentu. Pendidikan dan pelatihan tentang kewirausahaan telah melahirkan banyak wirausaha baru.

Kewirausahaan sama seperti ilmu pengetahuan lain yang dapat dipelajari dan diajarkan. Perguruan tinggi memiliki kontribusi yang besar dalam melahirkan entrepreneur by designed, yaitu wirausaha yang lahir berkat pendidikan kewirausahaan yang diajarkan di bangku kuliah secara sistematis dan terencana.

Bukan entrepreneur by accident, yaitu jebolan perguruan tinggi yang “terpaksa” jadi wirausaha lantaran nilai indeks prestasi kumulatif (IPK) di bawah standar untuk diterima menjadi pegawai perusahaan nasional maupun multinasional atau terpaksa keluar (drop out) karena sejumlah alasan.

Sejak tahun 1990, beberapa negara seperti Austria, Brasil, India, Malaysia, Singapura, dan Inggris telah menjalankan program pendidikan kewirausahaan.

Sementara di Indonesia, program ini kembali marak sejak tahun 2007 ketika entrepreneur senior Indonesia, almarhum Dr (HC) Ir. Ciputra melakukan serangkaian inovasi dengan program-program pendidikan dan pelatihan kewirausahaan bagi mahasiswa dan dosen.

Pada 2011, kewirausahaan telah dicanangkan oleh menteri negara Koperasi dan UKM pada waktu itu, Sjarifuddin Hasan, sebagai gerakan nasional.

Sejumlah aksi tersebut dilakukan bukan tanpa alasan. Perguruan tinggi dipandang dapat memainkan peranan besar dalam mengembangkan motivasi dan kemampuan entrepreneurial dari para lulusan dan menjadikan kewirausahaan sebagai salah satu opsi utama selain berkarir sebagai pegawai maupun profesional.

Makin intensnya program pendidikan kewirausahaan juga mendorong aktivitas kewirausahaan, bermunculannya bisnis-bisnis baru dan kerangka berpikir ala wirausaha (Fayolle dkk, 2006).

Program ini juga mendorong penciptaan perusahaan dengan pertumbuhan tinggi berkat terobosan dari para wirausaha yang lebih terdidik (Galloway dan Brown, 2002) .

Karakteristik

Perguruan tinggi dengan program pendidikan kewirausahaan telah melahirkan wirausaha. Sejumlah studi dilakukan untuk menginvestigasi perbedaan antara wirausaha yang dilahirkan berkat serangkaian program pendidikan dengan wirausaha yang terlahir karena situasi yang memaksa.

Studi yang dilakukan Pickernell dan kawan-kawan (2010) di Inggris terhadap wirausaha bisnis kecil, menunjukkan bahwa wirausaha lulusan perguruan tinggi menunjukkan kemampuan lebih besar dalam mengakses pengetahuan dari berbagai sumber seperti pemerintah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com