BISNIS penerbangan Indonesia saat ini sudah mulai menggeliat lagi pascaambruk dan terpuruk oleh pandemi Covid-19 pada 2020-2022 lalu. Pesawat-pesawat sudah mulai terisi penuh.
Maskapai-maskapai mulai menambah jumlah penerbangan dan pesawat. Salah satu pesawat baru yang didatangkan adalah Comac ARJ 21-700 produksi China oleh maskapai TransNusa.
Pada 18 April 2023, saya beruntung dapat ikut penerbangan perdana pesawat itu dari Bandara Soekarno Hatta Tangerang menuju Bandara Ngurah Rai Denpasar, Bali.
Penerbangan ini memang bukan yang pertama di Indonesia. Karena sebelumnya pesawat sudah melakukan proving flight selama sekitar 100 jam di bawah pengawasan dari Pemerintah Indonesia.
Namun penerbangan itu hanya membawa penumpang tim teknis saja. Sedangkan penerbangan ini membawa penumpang undangan umum, bukan penumpang berbayar.
Pesawat yang saya naiki ini sudah punya registrasi PK-TJA dari Kementerian Perhubungan. Jadi sudah sah untuk beroperasi secara komersial di dalam negeri Indonesia.
Pesawat sebenarnya sudah datang ke Indonesia pada 20 Desember 2022 lalu. Selama Januari sampai dengan April 2023, pesawat ini melakukan rangkaian sertifikasi oleh Kementerian Perhubungan.
Sertifikasi tersebut meliputi demo evacuation pada 10 Februari 2023, proving flight tanggal 10 Februari 2023, table of top tanggal 16 Februari 2023 dan kemudian mendapatkan Submission of Certificate tanggal 3 April 2023 dari Direktur Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Capt. M Mauluddin.
Jadi pesawat ini sebenarnya sudah dibawa terbang ke beberapa tempat seperti ke Jogyakarta, bahkan ke Kuala Lumpur, Malaysia untuk uji kelaikudaraan dan dinyatakan lulus uji.
Dengan demikian, kelaikudaraan dan keselamatan pesawat ini sudah lulus uji oleh Pemerintah Indonesia.
ARJ21-700 walaupun produksi Comercial Aircraft Corporation (Comac) China, sebenarnya hampir semua komponennya diproduksi dari perusahaan luar negeri terutama Eropa dan Amerika.
Komponen yang diproduksi perusahaan dari AS mulai dari kokpit yang diproduksi pabrikan EATON, Radar cuaca, sistem avionik dan Flight Data Recorder (FDR) dari Rockwell Collins, sistem kelistrikan dari Honeywell.
Kemudian ban nose landing gear (roda depan) dan main landing gear (roda utama) dari Goodyear, sistem bahan bakar dari Parker Aerospace, fire protection dari UTAS-Kidde, dan tentu saja mesinnya yang memakai produksi dari General Electric, yaitu GE CF34-10A.
Sementara komponen yang diproduksi dari negara lain di antaranya unit tenaga cadangan (Auxiliary Power Unit/ APU) APS2600A dari Pratt & Whitney Kanada, main landing gear, nose landing gear dan sayap anti-icing dari Liebherr Jerman, serta sistem pengereman dari Meggit Aircraft Braking System Swiss.
Tentu saja ada beberapa komponen yang diproduksi oleh pabrikan dari China seperti, misalnya, airframe dan sayap serta movable surface oleh AVIC XI'AN, serta horizontal stabilizer oleh Comac.