Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Cerita Komunitas Petani Muda di Bali yang Sukses Gunakan Pupuk Organik

Kompas.com - 28/04/2023, 20:25 WIB
Inang Sh ,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com – Pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) berupaya mengajak masyarakat, khususnya petani, menggunakan pupuk organik dibanding pupuk kimia.

Arahan itu disambut sebuah komunitas petani muda yang menamai diri Petani Muda Keren di Bali. Komunitas ini menginisiasi gerakan supaya petani mampu membuat pupuknya sendiri.

Dengan begitu, para petani bisa lebih mandiri dalam memanfaatkan bahan organik di sekitar, seperti kotoran sapi, kambing, dedaunan, dan bahan organik lain.

"Saya rasa pupuk organik yang dibuat langsung petani kualitasnya jauh lebih baik," kata Agung Wedhatama, Koordinator Petani Muda Keren Bali dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (28/4/2023).

Agung mengatakan, pupuk organik adalah solusi alternatif terbaik dan bagi para petani untuk mengurangi ketergantungan pada pupuk subsidi.

Baca juga: Lewat Proses Alami, Sasa Bikin Produk Samping Jadi Pupuk Organik Cair

Terlebih, kata dia, jumlah pupuk subsidi terbatas karena alokasinya sekitar 9 juta ton pada 2023.

"Jadi kami di Petani Muda Keren sejak awal menggunakan pupuk organik, tidak sama sekali menggunakan pupuk kimia, apalagi dengan pupuk subsidi kualitas pertanian kami semakin baik," ujarnya.

Agung menyebutkan, penggunaan pupuk organik dapat membuat produktivitas semakin naik dan biaya (cost) produksi akan semakin turun.

“Tanah semakin subur, harga semakin baik, mikroorganisme hayati semakin banyak sehingga hasil pertanian semakin meningkat," sambungnya.

Oleh karena itu, kata Agung, pihaknya menyarankan para petani mulai melakukan kemandirian dengan membuat pupuk sendiri, yaitu pupuk organik.

Baca juga: Presiden Jokowi Senang Petani di Tuban Banyak Menggunakan Pupuk Organik

"Pupuk organik merupakan keniscayaan, merupakan hal yang wajib yang dilakukan oleh petani jika petani ingin mendapatkan hasil yang maksimal," katanya.

Terkait pembuatan pupuk organik, pemerintah turut mendukung upaya kemandirian petani agar terbiasa membuat pupuk sendiri.

Beberapa program dukungan yang diberikan, seperti Unit Pengolahan Pupuk Organik (UPPO), kunjungan kebun, kunjungan pupuk, hingga edukasi petani atau workshop-workshop mengenai pupuk organik.

Dengan kebijakan tersebut, para petani bisa mengurangi ketergantungan terhadap pupuk kimia sekaligus pupuk subsidi.

"Petani bisa mandiri, bisa mengolah pupuk dari bahan organik yang diperoleh olahannya sendiri, tentu saja stimulus ketergantungan itu diperlukan, agar terjadi win-win solution para petani," jelas Agung.

Baca juga: Jokowi Dorong Petani Gunakan Pupuk Organik, Kurangi Ketergantungan Pupuk Kimia

Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, potensi sektor pertanian yang menjadi kunci utama dalam memperkuat ekonomi dalam negeri perlu untuk selalu dimaksimalkan.

Maka dari itu, kata dia, penguatan produktivitas pertanian dapat dimulai dengan menyuburkan tanaman, termasuk melalui pemakaian pupuk organik.

Selain lebih mudah didapat karena bahan bakunya tidak perlu impor seperti pupuk kimia, pupuk organik bermanfaat untuk ekosistem lingkungan, seperti tanah dan hasil pertanian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com