Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Munir Sara
Tenaga Ahli Anggota DPR RI

Menyelesaiakan Pendidikan S2 dengan konsentrasi kebijakan publik dan saat ini bekerja sebagai tenaga Ahli Anggota DPR RI Komisi XI

Menjaga Momentum Ekonomi pada Tahun Pemilu

Kompas.com - 30/04/2023, 15:04 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

DALAM dua Pemilu terakhir, pertumbuhan ekonomi selalu positif pada kuartal tersebut. Pemilu 2014 terjadi pada April, bulan yang sama juga terjadi Pemilu 2019.

Pada kuartal kedua 2014 dan 2019, pertumbuhan ekonomi selalu positif. Diambil kuartal kedua karena insentif ekonomi Pemilu baru terlihat pada periode setelah dilakukan Pemilu.

Dari data BPS, pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2014 adalah sebesar 5,12 persen. Dalam periode tersebut, pengeluaran Rumah Tangga (RT) tumbuh 5,59 persen dan berkontribusi pada PDB sebesar 55,79 persen.

Lebih tinggi dari periode yang sama tahun 2013 sebesar 55,75 persen.

Pada Pemilu 2019, meski mengalami perlambatan, ekonomi masih tumbuh positif 5,02 persen. Konsumsi RT pada kuartal II 2019 mengalami ekspansi dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 5,10 persen.

Penguatan pertumbuhan konsumsi pemerintah pada kuartal II 2019 disebabkan kenaikan realisasi belanja barang dan jasa serta belanja pegawai (APBN) sebesar 8,23 persen.

Dalam periode Pemilu tersebut, jumlah uang (M2) yang mengalir ke dalam ekonomi juga meningkat. Misalnya, peredaran uang pada April 2014, adalah sebesar Rp 3.732 triliun. Lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar Rp 3.072,64 triliun.

Setali tiga uang dengan Pemilu 2019, di mana jumlah uang beredar berdasarkan data BI pada April 2019 adalah Rp 5.744 triliun atau lebih tinggi dari sebelumnya sebesar Rp 5.671 triliun.

Jumlah peredaran uang pada masa Pemilu 2014 diperkirakan meningkat hingga Rp 100 triliun. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti biaya kampanye, logistik pemilu, dan praktik politik uang.

Peningkatan jumlah yang beredar juga terjadi pada Pemilu 2019 sebesar Rp 73 triliun.

Peredaran uang di masyarakat, selalu berkorelasi positif dengan pertumbuhan ekonomi. Karena pertumbuhan jumlah uang beredar menggambarkan terjadi peningkatan transaksi yang berdampak positif pada ekonomi.

Dinamika demikianlah yang terjadi pada ekonomi Indonesia dalam masa Pemilu.

Sektor-sektor yang diperkirakan akan mengalami ekspansi pertumbuhan selama periode Pemilu adalah sektor tekstil, advertising, Telekomunikasi, consumer goods seperti Sembako dan transportasi. Sektor-sektor ini akan menjadi bahan bakar yang akan menggerakan motor ekonomi nasional.

Selain itu, anggaran Pemilu juga menjadi salah satu bahan bakar ekonomi. Pada Pemilu 2014, anggaran Pemilu sebesar Rp 15,62 triliun, Pemilu 2019 Rp 25,59 triliun, dan Pemilu 2024 dialokasikan Rp 76 triliun.

Penulis percaya, bahwa uang ini akan mengalami flowing down ke dalam ekonomi

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com