JAKARTA, KOMPAS.com - Teknologi blockchain yang diadopsi oleh aset kripto semakin dikenal oleh masyarakat. Namun demikian, masih terdapat banyak istilah yang asing didengar oleh masyarakat, khususnya investor kripto, dalam teknologi tersebut.
Salah satu istilah yang masih jarang diketahui oleh investor kripto dalam teknologi blockchain ialah smart contract atau kontrak pintar. Padahal, smart contract merupakan salah satu pengaplikasian dasar dalam teknologi blockchain.
CEO Indodax Oscar Darmawan mengatakan, smart contract merupakan protokol eksekusi yang bersifat digital dan disimpan di jaringan blockchain. Smart contract berjalan secara otomatis dan melibatkan lebih dari satu pihak.
"Dengan didukung oleh teknologi blockchain, maka smart contract juga mengadopsi sifat dari blockchain itu sendiri yaitu tidak dapat diubah (immutable), hanya bisa ditambahkan, transparan, aman, dan traceable," tutur dia, dalam keterangannya, dikutip Minggu (30/4/2023).
Baca juga: Sunpride Terapkan Teknologi Blockchain di Produk Buah, Untuk Apa?
Lebih lanjut Ia bilang, jika perjanjian yang dibuat oleh kedua belah pihak sudah menggunakan smart contract, maka tidak lagi memerlukan pihak ketiga yang berfungsi sebagai penengah atau untuk memastikan verifikasi transaksi. Pasalnya, smart contract berdiri di atas jaringan blockchain yang bersifat publik.
Pada dasarnya, konsep dari smart contract dipelopori terlebih dahulu oleh jaringan Ethereum. Oleh karenanya, banyak token token yang berjalan di jaringan Ethereum yang merupakan buah hasil penggunaan smart contract ini.
Baca juga: Aset Kripto Bergerak Mixed, Simak Rician Harganya
Adapun smart contract sudah banyak digunakan oleh developer dari NFT, pembuat token, hingga Decentralized Apps. Teknologi itu juga sudah diaplikasikan di industri lain, yaitu di industri kesehatan, di mana dengan adanya smart contract individu bisa melihat data rekam medis pasien.
"Smart contract menjadi terobosan teknologi yang bisa digunakan oleh industri dan pemerintahan di Indonesia. Karena hal nya yang transparan, kita juga bisa mudah untuk melacak dan melaporkan jika adanya ketidaksesuaian data yang ada," ucap Oscar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.