Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Minyak Dunia Anjlok 5 Persen Dipicu Kondisi Gagal Bayar AS

Kompas.com - 03/05/2023, 10:00 WIB
Yohana Artha Uly,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga minyak mentah dunia anjlok sekitar 5 persen ke level terendah dalam 5 minggu pada akhir perdagangan Selasa (2/5/2023) waktu setempat atau Rabu pagi waktu Indonesia barat (WIB).

Merosotnya harga minyak dunia dipicu kekhawatiran terhadap ekonomi Amerika Serikat (AS) di tengah kondisi adanya potensi gagal bayar utang, krisis perbankan AS, serta ekspektasi  kenaikan suku bunga lebih lanjut pada pekan ini.

Mengutip CNBC, harga minyak mentah Brent turun 5 persen atau 3,99 dollar AS menjadi sebesar 75,32 dollar AS per barrel. Sementara harga minyak mentah Intermediate West Texas Intermediate (WTI) AS turun 5,3 persen atau 4 dollar AS menjadi sebesar 71,66 dollar AS per barrel.

Baca juga: Penurunan Kuota DMO Minyak Goreng Dinilai Bisa Buka Peluang Peningkatan Ekspor

Penutupan perdagangan Selasa kedua acuan minyak dunia itu adalah penutupan terendah sejak 24 Maret 2023. Secara persentase penurunan dalam satu hari, tingkat penurunan kemarin juga menjadi yang terbesar sejak awal Januari 2023.

Harga minyak dunia anjlok setelah Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan pemerintah bisa kehabisan uang dalam waktu satu bulan.

Gedung Putih mengatakan, Presiden AS Joe Biden tidak akan bernegosiasi mengenai plafon utang selama pertemuannya dengan empat pemimpin kongres teratas pada 9 Mei 2023, tetapi dia akan membahas untuk memulai "proses anggaran terpisah".

Di sisi lain, lowongan pekerjaan AS turun pada Maret 2023, menjadi bulan ketiga yang mengalami penurunan berturut-turut. Pemutusan hubungan kerja (PHK) pun meningkat ke level tertinggi dalam lebih dari dua tahun.

Baca juga: SPBU Batasi Pembelian Pertalite karena Kuota Terbatas


"Ekonomi AS terus berkembang secara konsisten dengan resesi yang dimulai akhir tahun ini," kata analis di Barclays.

"Sektor manufaktur terkontraksi, konsumen berjuang (melawan tekanan pelemahan ekonomi). Ada tanda-tanda retakan yang meluas muncul di pasar tenaga kerja," imbuh Barclays.

Akhir pekan ini, investor akan mencari arah pasar dari ekspektasi kenaikan suku bunga bank-bank sentral yang masih berjuang melawan inflasi.

Jika suku bunga lebih tinggi lagi maka dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dan mengurangi permintaan energi.

Baca juga: Harga BBM per 1 Mei 2023 di SPBU Pertamina, BP AKR, dan Shell

Bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed), diperkirakan bakal menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin lagi pada Rabu ini. Bank Sentral Eropa juga diperkirakan akan menaikkan suku bunga pada pertemuan Kamis mendatang.

"Tindakan dari bank sentral dalam misi mereka untuk menjinakkan harga konsumen dan produsen yang tinggi, semuanya memberikan bayangan keraguan yang cukup panjang tentang prospek ke depan," ujar Tamas Varga dari Pedagang Minyak PVM.

Analis dari Oanda, Edward Moya mengatakan, harga minyak dunia pada dasarnya memiliki prospek yang melemah dilihat dari kondisi ekonomi China dan AS, yang merupakan dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia.

Jika latar belakang ekonomi makro memburuk, momentum penjualan dapat dengan mudah membuat harga minyak menjadi di bawah 70 dollar AS per barrel.

Selama akhir pekan, data dari China, importir minyak mentah terbesar di dunia, menunjukkan aktivitas manufaktur turun secara tak terduga di bulan April 2023. Itu adalah kontraksi pertama sejak Desember 2022.

Baca juga: BPH Migas Pantau Langsung Pasokan BBM di SPBU di 4 Daerah Jawa Tengah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNBC


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com