Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Minyak Dunia Sepekan: Brent Turun 5,3 Persen, WTI Anjlok 7,1 Persen

Kompas.com - 06/05/2023, 09:05 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga minyak mentah dunia berbalik menguat pada akhir perdagangan Jumat (5/5/2023) waktu setempat atau Sabtu pagi WIB, setelah terus melemah sejak awal pekan.

Mengutip CNBC, harga minyak mentah Brent naik 3,9 persen atau 2,80 dollar AS ke level 75,30 dollar AS per barrel. Sementara harga minyak mentah Intermediate West Texas Intermediate (WTI) AS naik 4,1 persen atau 2,78 dollar AS ke level 71,66 dollar AS per barrel.

Kedua acuan harga minyak dunia itu naik, usai empat hari berturut turun ke level terendah sejak akhir 2021.

Secara keseluruhan, dalam sepekan ini harga minyak mentah Brent turun sekitar 5,3 persen, sementara harga minyak WTI turun 7,1 persen. Kedua tolok ukur harga minyak dunia ini turun selama tiga minggu berturut-turut.

Baca juga: Kemendag: Kami Minta ke Aprindo Redam Boikot Penjualan Minyak Goreng

"Minyak mentah saat ini mencoba membalikkan tren penurunan harga yang dipicu kenaikan suku bunga dan kekhawatiran resesi yang sebagian besar disebabkan sektor perbankan," ujar Dennis Kissler, Wakil Presiden Senior Perdagangan di BOK Financial.

Namun kini kekhawatiran pasar terhadap risiko resesi yang bisa menekan permintaan minyak, pun mereda. Hal ini berkat laporan ketenagakerjaan yang kuat di Amerika Serikat (AS) dan rebound pada saham bank-bank regional.

Menurut laporan Biro Statistik Tenaga Kerja AS pada Jumat kemarin, data penggajian non-pertanian (NFP) AS meningkat 253.000 pada April 2023, lebih tinggi dari perkiraan konsensus yang sebesar 178.000.

Selain itu, tingkat pengangguran pada April 2023 tercatat turun menjadi 3,4 persen, lebih rendah dari ekspektasi pasar yang sebesar 3,6 persen.

Di sisi lain, ekspektasi investor juga menguat terkait kebijakan bank sentral AS atau Federal Reserve ke depannya untuk menghentikan tren kenaikan suku bunga pada pertemuan Juni mendatang.

Pergerakan harga minyak juga turut dipengaruhi kebijakan Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutu yang dipimpin oleh Rusia, atau OPEC+ yang mulai memangkas produksi minyaknya pada bulan Mei ini.

OPEC+ pun diperkirakan akan kembali menurunkan produksinya pada pertemuan Juni mendatang.

Kondisi yang bakal memengaruhi pasokan minyak global tersebut, mengimbangi sentimen turunnya aktivitas manufaktur China pada April 2023 yang berpotensi menurunkan permintaan minyak.

"Ekspektasi potensi pengurangan pasokan pada pertemuan kelompok produsen OPEC+ berikutnya pada bulan Juni telah memberikan beberapa dukungan harga pada minyak," kata Kelvin Wong, Analis Pasar Senior di Oanda.

Baca juga: Bank Sentral Eropa Perlambat Laju Kenaikan Suku Bunga, Harga Minyak Dunia Berhenti Melemah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Sumber CNBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Whats New
Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Whats New
Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Whats New
Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Spend Smart
Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Whats New
Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Mata Uang Italia Sekarang dan Sebelum Gabung Uni Eropa

Whats New
Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Satgas Pasti Temukan 100 Penipuan Bermodus Duplikasi Lembaga Keuangan

Whats New
Erick Thohir Minta BUMN Optimalisasi Pembelian Dollar AS, Ini Kata Menko Airlangga

Erick Thohir Minta BUMN Optimalisasi Pembelian Dollar AS, Ini Kata Menko Airlangga

Whats New
Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Whats New
Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Whats New
Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Whats New
Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Whats New
Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Whats New
Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com