KOLOM BIZ
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Experd Consultant
Eileen Rachman dan Emilia Jakob
Character Building Assessment & Training EXPERD

EXPERD (EXecutive PERformance Development) merupakan konsultan pengembangan sumber daya manusia (SDM) terkemuka di Indonesia. EXPERD diperkuat oleh para konsultan dan staf yang sangat berpengalaman dan memiliki komitmen penuh untuk berkontribusi pada perkembangan bisnis melalui layanan sumber daya manusia.

Berlomba dengan AI

Kompas.com - 13/05/2023, 07:58 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

LEBIH dari 20 tahun yang lalu, kita melihat kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dalam film-film Barat mengimajinasikan kehebatan kehidupan pada masa mendatang dengan segala kemajuan teknologi yang ada.

Tak terasa, saat ini, AI telah menjadi bagian kehidupan kita yang membuat kerja menjadi lebih nyaman. Sebab, AI memberikan kemudahan akses sehingga semuanya terasa lebih efisien.

Setiap organisasi pun berlomba-lomba untuk mengoptimalkan pengembangan teknologi digital dan menuai manfaatnya. Tidak pelak lagi, AI dan machine learning sudah menjadi jawaban bagi beragam permasalahan organisasi.

Organisasi yang tidak mengintegrasikan dirinya dengan AI jelas akan tergilas dalam kompetisi yang ada. Perubahan terus bergulir tanpa terbendung. Selain membuat banyak hal menjadi lebih cepat karena kemampuan automasinya, kita pun saat ini sudah memanfaatkan AI dalam pengambilan keputusan.

Pasalnya, AI mampu melakukan analisis data, membuat prediksi dan rekomendasi lengkap dengan beragam implikasi yang mungkin terjadi, serta menjadi referensi dalam karya-karya kreatif.

Apa saja hal yang bisa dilakukan AI dalam masa-masa perkembangan ini?

Saat ini, AI sudah bisa melakukan analisis prediksi dengan lebih tajam. Ia dapat melakukan data mining, machine learning, dan algoritma statistik canggih lain untuk melakukan beragam analisis mengenai situasi saat ini ataupun membuat prediksi masa depan dan menentukan tren dengan menggunakan data-data historis.

Kecerdasan buatan juga memiliki kapasitas untuk menganalisis data dalam jumlah yang besar dan mampu mendeteksi anomali ataupun pola yang melenceng dari norma yang ada.

Kemampuan ini tentu memudahkan kita dalam mendeteksi penyimpangan ataupun potensi-potensi kesalahan yang mungkin terjadi.

Tidak hanya berkaitan dengan angka, AI bahkan sudah pandai memahami dan menginterpretasikan bahasa manusia serta menerjemahkannya dalam berbagai bahasa yang ada. Algoritma natural language processing (NLP) sudah mulai memahami arti, sentimen, dan intensi emosi manusia.

Dalam kepentingan bisnis, AI dapat membantu kita untuk lebih memahami keinginan pelanggan serta melakukan interaksi-interaksi standar secara otomatis seraya menjaganya tetap personal tanpa membuat pelanggan merasa berhubungan dengan mesin.

AI dalam kehidupan manusia

Ide mengenai AI sendiri dicetuskan Alan Turing pada 1950. Saat itu, ia meramalkan bahwa manusia akan dapat melihat keseluruhan realisasinya dalam 100 tahun mendatang. "We may hope that machines will eventually compete with men in all purely intellectual fields,” kata Turing.

Eileen RachmanDok. EXPERD Eileen Rachman

Namun, kenyataannya, kita saat ini sudah menikmati AI dalam beragam kebutuhan, 30 tahun lebih cepat dari ramalan Turing. Banyak pekerjaan kompleks yang sulit dilakukan oleh tenaga manusia kini dapat diselesaikan dengan cepat dan tepat oleh AI.

Tidak dapat dimungkiri lagi, AI adalah masa depan. Dengan kemampuannya melakukan automasi dan analisis, teknologi ini dapat mengeliminasi bias-bias yang biasanya menjadi kelemahan manusia dan membuat hasil pekerjaan menjadi lebih akurat dan cepat.

Hal ini membuat kita pun berpikir, apakah keberadaan AI ini akan mengancam kehidupan manusia sendiri pada masa mendatang? Apakah ia akan menggantikan kerja otak manusia, bahkan dengan lebih canggih dan memuaskan daripada manusia?

Meskipun memang kapasitas kemampuan AI begitu luas, manusia tentunya tetap memiliki peran penting dalam mengelola sumber daya manusia di organisasi, khususnya dalam kondisi saat pemahaman tentang konteks dan budaya organisasi serta interaksi antarmanusia dibutuhkan.

Pertama, manusia harus dapat mengidentifikasi dan memahami kebutuhan organisasi secara holistis. AI dapat memberikan informasi dan saran, tetapi manusia harus dapat mengaitkan antara kebutuhan beragam pihak dalam organisasi dan mengambil keputusan yang terbaik berdasarkan beragam kepentingan ini.

Perubahan yang dilakukan dalam organisasi pun harus dipastikan membawa dampak positif, tidak hanya bagi organisasi, tetapi juga bagi seluruh insan di dalamnya.

Kedua, manusia harus tetap berperan dalam menjaga hubungan antara karyawan dan manajemen. AI dapat membantu dalam memantau dan memberikan data mengenai umpan balik tentang kinerja karyawan, tetapi interaksi antara atasan dan bawahan dalam membangun hubungan yang baik serta menumbuhkan rasa saling percaya tetap harus dilakukan secara personal dari hati ke hati.

Manusia sebagai pemimpin di organisasi harus dapat menginspirasi dan memotivasi para karyawan untuk bergerak mencapai tujuan dan visi yang diinginkan.

Ketiga, manusia harus tetap memastikan bahwa keputusan yang diambil berdasarkan pada nilai dan etika yang baik. AI dapat memberikan analisis dan rekomendasi, tetapi pertimbangan terhadap faktor-faktor yang lebih luas, seperti tanggung jawab sosial dan lingkungan, harus dilakukan oleh manusia. Hal ini penting untuk memastikan bahwa keputusan yang diambil tidak hanya dapat dipertanggungjawabkan pada saat ini, tetapi juga terhadap generasi mendatang.

Jadi, AI memang membebaskan kita dari rutinitas yang membosankan dan pekerjaan-pekerjaan analisis yang melelahkan. Ia juga membantu kita untuk bisa lebih maju, berinovasi, produktif, dan kreatif. Namun, aspek kemanusiaan kita masih tidak tergantikan oleh AI.

Sebagai pengambil keputusan yang memiliki pemahaman secara holistis, membangun hubungan antarmanusia, dan menginspirasi individu-individu lain untuk tampil memberikan yang terbaik dari potensi yang dimilikinya, dibutuhkan sentuhan manusiawi. Berteman dengan AI dan manfaatkanlah teknologi ini untuk kepentingan kita.


Terkini Lainnya

komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com