Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Freeport Targetkan Tanam Mangrove 500 Hektar Per Tahun

Kompas.com - 14/05/2023, 20:24 WIB
Yohana Artha Uly,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Freeport Indonesia (PTFI) menargetkan melakukan penanaman bakau atau mangrove seluas 500 hektar per tahun hingga 2032. Hal ini dilakukan sebagai upaya menjaga lingkungan dan mendorong penyerapan karbon guna mengurangi emisi gas rumah kaca.

Vice President Environment/Sustainable Development Freeport Indonesia, Gesang Setyadi mengatakan, pihaknya telah merancang penanaman mangrove seluas 10.000 hektar dalam kurun waktu 2023-2032.

Rencananya mangrove akan ditanam di lahan seluas 6.000 hektar di wilayah Muara Ekua yang berdekatan dengan lokasi tambang Freeport di Mimika, Papua Tengah. Sedangkan sisanya berada di wilayah lainnya.

Baca juga: Freeport dan Aminef Sediakan Beasiswa Senilai 2 Juta Dollar AS bagi Siswa Papua

Freeport juga berkoordinasi dengan Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) untuk melakukan penanaman mangrove di wilayah Kalimantan.

Oleh sebab itu, setiap tahunnya Freeport harus melakukan program kolonisasi mangrove tersebut seluas 500 hektar untuk mencapai target penanaman 10.000 hektar.

"Jadi setiap tahun kami berkomitmen menanam sekitar 500 hektar mangrove," ujarnya dalam acara Kompas Talks, dikutip Minggu (14/5/2023).

Ia menuturkan, dengan penanaman mangrove tersebut maka dapat menyerap dan menyimpan karbon sehingga membantu mengurangi emisi gas rumah kaca.

Baca juga: 3 Syarat Erick Thohir untuk Perpanjangan Izin Operasi Freeport


Sebagaimana diketahui, mangrove dapat menyerap karbon dioksida dan mengubahnya menjadi karbon organik, yang kemudian disimpan di dalam akar, batang, daun, dan bagian lainnya.

Menurut perhitungan yang dilakukan Freeport, dari sekitar 500 hektar lahan yang ditanami mangrove maka mampu menghasilkan cadangan karbon 243.998 ton.

"Itu perhitungan hanya dari batang dan daun mangrove, belum termasuk sedimen yang tersimpan dalam ekosistem mangrove yang terbentuk dari program kolonisasi mangrove," ungkap Gesang.

Baca juga: RI Bisa Tambah 10 Persen Saham di Freeport Setelah 2041

Ia menjelaskan, pada dasarnya Freeport sudah memulai penanaman mangrove sejak 2002, namun saat itu masih percobaan sehingga survival rate atau tingkat kelangsungan hidupnya rendah hanya di bawah 10 persen.

Maka dengan melibatkan ahli di bidang mangrove, pada 2005 perseroan berhasil meningkatkan survival rate menjadi lebih dari 90 persen. Penanamannya pun melibatkan kontraktor lokal Papua.

"Jadi penanaman mangrove ini dilakukan kontraktor-kontraktor lokal. Mereka masyarakat yang dibina untuk jadi pengusaha, lalu kami berikan tugas menanam mangrove," kata Gesang.

Adapun jenis tumbuhan yang ditanam antara lain Rhizophora mucronata, Rhizophora apiculata, Sonneratia alba, Sonneratia casiolaris, Avicenia marina, Bruguera gymnorrhiza, dan Nipah Fruticans.

Baca juga: Karpet Merah Jokowi untuk Izin Ekspor Konsentrat Tembaga Freeport

Saat ini total area yang sudah ditanami mangrove oleh Freeport sekitar 500 hektar. Untuk daerah reklamasi tailing atau pembuangan limbah dari aktivitas tambang Freeport sudah ditanami mangrove seluas 444 hektar per tahun lalu.

Dari penanaman di daerah reklamasi tailing tersebut, terbentuk pula ekosistem mangrove dengan luas lebih dari 1.100 hektar. Ekosistem ini mendatangkan burung dan hewan laut yang hidup di pohon-pohon mangrove.

Menurut Geseng, penciptaan hutan mangrove tersebut juga berdampak pada masyarakat sekitar. Mereka jadi bisa menangkap ikan di sekitaran tanaman mangrove.

"Jadi kolonisasi alami juga terjadi di area situ. Ada 1.100 hutan mangrove baru yang terbentuk di muara yang terkena dampak pengendapan tailing," ucapnya.

Baca juga: Kontrak Berakhir 2041, Freeport Sudah Ajukan Perpanjangan Izin Operasi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com