Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Minyak Dunia Turun, Dipicu Kekhawatiran Gagalnya Pembicaraan Plafon Utang AS

Kompas.com - 20/05/2023, 10:10 WIB
Yohana Artha Uly,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga minyak mentah dunia turun tipis pada peda akhir perdagangan Jumat (19/5/2023) waktu setempat atau Sabtu pagi WIB, melanjutkan pelemahan pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Pelemahan dipicu kekhawatiran investor terhadap politisi Amerika Serikat (AS) yang akan gagal menyepakati plafon utang baru, sehingga memicu gagal bayar yang akan merugikan ekonomi dan mengurangi permintaan bahan bakar.

Mengutip Business Times, harga minyak mentah Brent turun 0,8 persen atau 28 sen AS menjadi sebesar 75,58 dollar AS per barrel.

Baca juga: Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian, dari 0,5 Gram hingga 1 Kg

Sementara harga minyak mentah Intermediate West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Juli turun 0,3 persen atau 25 sen AS ke level 71,69 dollar AS.

Meski begitu, secara keseluruhan pekan ini, harga kedua tolok ukur minyak dunia tersebut, membukukan kenaikan mingguan pertama dalam sebulan dengan naik sekitar 2 persen.

Harga minyak dunia turun pada perdagangan kemarin, setelah Partai Republik di DPR AS dan pemerintahan Presiden Joe Biden pada hari Jumat menghentikan pembicaraan untuk menaikkan plafon utang pemerintah federal sebesar 31,4 triliun dollar AS.

Departemen Keuangan AS telah memperingatkan pemerintah tidak dapat membayar semua tagihannya pada 1 Juni 2023.

Di sisi lain, pasar juga dikhawatirkan dengan pernyataan Ketua Federal Reserve Jerome Powell bahwa laju inflasi AS masih jauh di atas target mereka, dan belum ada keputusan yang dibuat tentang tindakan suku bunga berikutnya.

Baca juga: Mengenal Bitcoin Pizza Day, Apakah Dapat Mendorong Harga?

“Tampaknya mereka (DPR dan pemerintah AS) tidak akan menyelesaikan kesepakatan utang hari ini. Sementara peluang kenaikan 25 basis poin (tingkat suku bunga) dalam pertemuan Juni meningkat dari hari ke hari. Tidak banyak yang bisa dilakukan investor," kata analis Mizuho Robert Yawger.

Pasar saat ini memperkirakan sekitar 20 persen kemungkinan The Fed akan menaikkan suku bunga pada pertemuan Juni mendatang. Padahal, sebulan yang lalu, pasar masih memperkirakan sekitar 20 persen kemungkinan pemangkasan suku bunga.

Potensi kenaikan suku bunga tambahan meningkatkan kekhawatiran terkait melemahnya permintaan di AS. Menurut analis dari National Australia Bank, harga minyak bisa naik karena didukung permintaan China yang lebih tinggi sepanjang tahun 2023.

Throughput kilang minyak China pada bulan April naik 18,9 persen dari tahun sebelumnya. Penyulingan China mempertahankan kinerja tinggi untuk memenuhi pemulihan permintaan bahan bakar domestik dan menjaga pasokan jelang musim perjalanan di musim panas.

Baca juga: Progres Pembangunan KIPP IKN Sudah Mencapai 29,02 Persen, Ini Rinciannya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com