Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG Awal Sesi Turun Tipis, Rupiah Menguat

Kompas.com - 22/05/2023, 09:32 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak pada zona merah di awal perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) Senin (22/5/2023). Hal ini berbeda dengan mata uang garuda yang menguat pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI, pukul 9.12 WIB, IHSG berada pada level 6.694,5 atau turun 6,05 poin (0,09 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 6.700,56.

Sebanyak 244 saham melaju di zona hijau dan 192 saham di zona merah. Sedangkan 202 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 980,4 miliar dengan volume 2,1 miliar saham.

Baca juga: IHSG Bakal Lanjutkan Penguatan? Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Bursa Asia pagi ini bergerak mayoritas hijau dengan kenaikan Nikkei 0,02 persen (4,7 poin) pada posisi 30.814,14, Hang Seng Hongkong naik 0,35 persen (67,8 poin) pada level 19519,16, dan Shanghai Komposit yang menguat 0,16 persen (5,3 poin) menjadi 3.289,6. Sementara itu, Strait Times melemah 3,7 poin (0,12 persen) pada level 3.198,77.

Pada penutupan perdagangan Jumat pekan lalu, Wall Street berakhir merah. S&P 500 turun 0,14 persen (6 poin) pada level 4.191,98. Nasdaq berakhir di posisi 12.657,9 atau terkoreksi 0,24 persen (30,9 poin), dan Dow Jones Industrial Average (DJIA) melemah 109,2 poin, atau 0,33 persen, ditutup pada 33.426,62.

Sebelumnya, Founder WH Project William Hartanto yang memperkirakan IHSG bakal melemah hari ini. Menurut dia, IHSG tengah menguji level 6.700 yang sebelumnya merupakan level support, kini menjadi resistance.

“Seperti yang sudah terlihat sebelumnya, bahwa level 6.700 juga mengkonfirmasi pola head & shoulders dan sejak itu IHSG pun memulai pelemahan lanjutannya. Artinya, selama IHSG belum mampu menembus resistance ini maka arahnya masih melemah,” kata William dalam analisisnya.

Rupiah

Sementara nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini bergerak di zona hijau.

Melansir data Bloomberg, pukul 09.04 WIB rupiah berada di posisi Rp 14.915 per dollar AS, atau menguat 15 poin (0,1 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 14.930 per dollar AS.

Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra mengatakan, penguatan rupiah ditopang oleh pernyataan Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell Jumat malam pekan lalu yang mengisyaratkan bahwa tingkat suku bunga acuan mungkin tidak perlu dinaikan untuk mencapai target penurunan inflasi. Ini dimungkinkan, karena kondisi penyaluran kredit makin ketat pasca krisis perbankan di AS.

“Dollar AS terlihat melemah terhadap nilai tukar lainnya karena pernyataan Powell tersebut. Hari ini, rupiah berpeluang menguat hari ini terhadap dollar AS dan pelaku pasar sangat antusias memperkirakan kemana arah kebijakan suku bunga acuan AS selanjutnya. Selain data ekonomi AS, pernyataan petinggi the Fed juga dijadikan acuan,” kata Ariston kepada Kompas.com.

Ariston memperkirakan hari ini rupiah berpeluang menguat ke arah Rp 14.800 per dollar AS, dengan potensi resisten pada kisaran Rp 14.930 per dollar AS.

Baca juga: IHSG Sepekan Turun 0,11 Persen, Kapitalisasi Pasar Merosot Jadi Rp 9.504 Triliun

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com