Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG Awal Sesi Lanjutkan Penguatan, Rupiah Melemah

Kompas.com - 23/05/2023, 09:20 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak pada zona hijau di awal perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) Selasa (23/5/2023). Hal ini berbeda dengan mata uang garuda yang melemah pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI, pukul 9.05 WIB, IHSG berada pada level 6.753,45 atau naik 23,81 poin (0,35 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 6.729,64.

Sebanyak 200 saham melaju di zona hijau dan 137 saham di zona merah. Sedangkan 225 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 548,48 miliar dengan volume 703,5 juta saham.

Baca juga: IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Bursa Asia pagi ini bergerak mayoritas hijau dengan kenaikan Nikkei 0,76 persen (234,8 poin) di level 31.323,3, Hang Seng Hongkong naik 0,36 (70,1 poin) pada posisi 19.476,9, dan Strait Times di level 3.231,3 atau menguat 0,63 persen (20 poin). Sementara itu, Shanghai Komposit melemah 0,26 persen (8,64 poin) di level 3.287,9.

Pada penutupan perdagangan Senin, Wall Street ditutup mayoritas hijau. S&P 500 naik tipis 0,02 persen dan berakhir pada 4.192,63, sedangkan Dow Jones Industrial Average (DJIA) kehilangan 140,05 poin, atau 0,42 persen, menjadi 33.286,58. Nasdaq Komposit naik 0,5 persen menjadi menetap di 12.720,78.

Sebelumnya, Founder WH Project William Hartanto yang memperkirakan hari ini IHSG akan menguat setelah berada di posisi jenuh jual, dan berhasil menembus level 6.700 pada perdagangan kemarin. Adapun sentimen eksternal yang membayangi IHSG hari ini, kekhawatiran default dan potensi gagal bayar utang Amerika Serikat.

“Kini sudah tidak ada lagi sentimen atau efek pola head & shoulders, namun efek jenuh jual ini yang membuat IHSG berpotensi mengawali pergerakan menuju uptrend-nya. Kami memproyeksikan IHSG berpotensi bergerak mixed cenderung menguat dalam range 6.635 – 6.754,” kata William dalam analisisnya.

Rupiah

Pagi ini nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot melemah. Melansir Bloomberg, pukul 09.04 WIB rupiah bergerak pada level Rp 14.900 per dollar AS, atau turun 10 poin (0,07 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 14.890 per dollar AS.

Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra mengatakan, pelemahan rupiah terjadi karena indeks dollar AS terlihat sedikit menguat pagi ini. Tidak ada sentimen baru, masih seputar masa depan kebijakan moneter AS. Pasar juga masih menunggu kesepakatan kenaikan batas utang AS.

“Hari ini ada peluang rupiah berbalik melemah terhadap dollar AS. Penantian batas utang yang mendekati deadline 1 Juni kelihatannya menjadi kekhawatiran pelaku pasar yang mendorong penguatan dollar AS terhadap nilai tukar lainnya,” kata Ariston kepada Kompas.com.

Ariston memperkirakan hari ini rupiah berpeluang bergerak ke arah Rp 14.900 per dollar AS, dengan potensi resisten pada kisaran Rp 14.930 per dollar AS.

Baca juga: Tunggu soal Utang AS, Wall Street Ditutup Beragam

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com