Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Medio by KG Media
Siniar KG Media

Saat ini, aktivitas mendengarkan siniar (podcast) menjadi aktivitas ke-4 terfavorit dengan dominasi pendengar usia 18-35 tahun. Topik spesifik serta kontrol waktu dan tempat di tangan pendengar, memungkinkan pendengar untuk melakukan beberapa aktivitas sekaligus, menjadi nilai tambah dibanding medium lain.

Medio yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut.

Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

Kenapa Startup Banyak yang Melakukan PHK?

Kompas.com - 23/05/2023, 12:04 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Alifia Putri Yudanti dan Ikko Anata

KOMPAS.com - Beberapa waktu lalu kita dihebohkan dengan berita pemutusan hubungan kerja secara besar-besaran oleh perusahaan startup.

Mengutip Kompas.com, Deputi IV Kemenko Perekonomian, Muhammad Rudy Salahudin, Indonesia menduduki peringkat keenam dunia untuk jumlah startup terbanyak dengan total 2.400.

Jumlah tersebut bahkan lebih besar dibandingkan dengan Singapura dan China. Meski jumlahnya semakin meningkat, sayangnya banyak pula perusahaan startup yang harus gulung tikar karena beberapa faktor penyebab.

Informasi ini dijelaskan oleh Nurul Huda, Peneliti dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), dalam siniar CUAN episode “Merintis Start Up Digital untuk Pemula” dengan tautan akses dik.si/CUANStartup.

Menurut Nurul Huda, jumlah perusahaan startup di Indonesia yang mendapatkan berkurang drastis dibandingkan tahun lalu. Tahun lalu, startup mendapat gelontoran dana sebesar Rp144 triliun. Sementara itu, sampai pertengahan tahun ini, investor hanya berani mengeluarkan Rp31,5 triliun.

Baca juga: Menerapkan Bisnis yang Berorientasi Manusia

Pendanaan yang terhambat pun membuat banyak startup harus memutar otak untuk bisa bertahan. Akhirnya, banyak dari mereka yang melakukan efisiensi dengan memutus hubungan kerja dengan karyawannya.

Aktor Utama Startup Indonesia

Dalam ekosistem startup, Nurul Huda pun memberikan gambaran yang menggerakannya. Pertama adalah perusahaan startup itu sendiri yang merupakan aktor utama. Mereka disebut sebagai aktor karena mampu mengatur keuangan dan harga produk atau jasa yang dijanjikan.

Sayangnya, startup Indonesia mayoritas masih sangat bergantung pada pendanaan. Sementara itu, masih sedikit sekali jumlah startup yang berhasil mendapatkan keuntungan dari produk atau jasa yang dijual. Mereka mampu beroperasi jika mendapat suntikan dana dari para investor.

Aktor kedua tak kalah penting adalah investor. Para investor menjadi sumber pendanaan utama startup agar mereka mampu menarik konsumen lebih banyak. Hal ini bisa dilihat dengan maraknya cashback, diskon, atau promo atau lebih dikenal sebagai strategi ‘bakar duit’.

Strategi ini ternyata tak membuat bisnis stabil karena konsumen hanya akan menggunakan produk atau jasa tersebut saat sedang mendapat promosi. Setelah promo menurun, konsumen cenderung meninggalkannya dan beralih ke platform yang menawarkan harga lebih murah.

Ketatnya Pendanaan Investor Tahun Ini

Penurunan pendanaan yang diberikan investor tahun ini disebabkan oleh ketatnya regulasi oleh venture capital global. Hal ini dilatarbelakangi oleh kondisi geosospol yang sedang tak stabil (perang) dan tingginya inflasi sehingga meningkatkan suku bunga.

Baca juga: Perusahaan Sehat Kunci Pekerja Akurat

Ketidakstabilan situasi ini pun membuat venture capital di seluruh dunia menjadi pemilih dalam memberikan pendanaan. Banyak startup pendanaannya dihentikan sehingga menghambat operasional. Apabila tak mampu mengelola dengan baik, mayoritas startup memilih efisiensi karyawan.

Value untuk Bangun Startup di Indonesia

Untuk mencegah fenomena ini, Nurul Huda pun memberikan beberapa kiat yang bisa dilakukan sebelum membangun startup.

Pertama adalah membangun tujuan dan strategi yang terukur untuk memperoleh keuntungan. Bahkan, jika perlu siapkan strategi alternatif selain ‘bakar duit’.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com