Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Hasanuddin Wahid
Sekjen PKB

Sekjen Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Anggota Komisi X DPR-RI.

Refleksi Harkitnas: Bangkit dan Berdikari secara Ekonomi

Kompas.com - 23/05/2023, 15:11 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

TANGGAL 20 Mei selalu diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional atau yang disingkat Harkitnas.

Dalam konteks kebangsaan, Harkitnas adalah momen istimewa di mana bangsa Indonesia mengenang kembali gagasan dan semangat perjuangan yang dikobarkan oleh sejumlah pemuda Indonesia untuk meraih kemerdekaan.

Peringatan Harkitnas ke-114 tahun 2023 dilakukan di bawah tema besar, ‘Semangat untuk Bangkit.

Tema ini diangkat sebagai ajakan untuk mengobarkan semangat seluruh anak bangsa, di berbagai sektor ekonomi, dan berbagai bidang kehidupan, untuk bersatu dan berjuang bersama untuk melakukan yang terbaik demi kemajuan bangsa.

Presiden Joko Widodo, di sela-sela kesibukan menghadiri KTT G7 di Hiroshima, Jepang (19-21 Mei) men-tweet, “Betapapun besarnya tantangan yang kita hadapi sebagai sebuah bangsa, takkan menghentikan langkah Indonesia untuk maju.”

Syaratnya adalah semangat, kerja keras, dan bersatu, lalu melaju melewati setiap tantangan itu untuk berdiri tegak sejajar dengan bangsa-bangsa maju lainnya,” imbuhnya.

Relevansi semangat Boedi Oetomo

Memang, sebagai bangsa kita patut memaknai kebangkitan nasional sebagai upaya kolektif bangsa untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.

Semangat Boedi Oetomo masih relevan dengan kondisi Indonesia saat ini yang masih berjuang di tengah rapuhnya kondisi ekonomi dunia akibat pandemi Covid-19 dan ketegangan kondisi geopolitik global, serta konflik bersenjata seperti di Ukraina, Sudan dan Palestina.

Kondisi ekonomi global kian rentan akibat perubahan iklim atau pemanasan global yang semakin sulit dikendalikan.

Semangat Boedi Oetomo juga sangat relevan dengan kondisi bangsa Indonesia yang masih didera berbagai persoalan pelik berskala nasional.

Menurut hasil survei dari Good News from Indonesia (GNFI) bersama Lembaga survei Kelompok Kajian dan Diskusi Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) pada Juli 2022 lalu, korupsi merupakan permasalahan utama bangsa Indonesia.

Survei itu mengungkapkan bahwa tingginya praktik korupsi di Indonesia membuat generasi muda pesimistis atas perbaikan di sektor ekonomi, politik dan hukum.

Selain persoalan korupsi, bangsa kita dihadapi masalah ekonomi yang tercermin pada tingginya angka pengagguran, dan cenderung meningkatnya harga barang-barang kebutuhan pokok.

Kondisi ekonomi nasional juga terganggu karena Indonesia semakin sering dilanda bencana alam yang menelan korban jiwa dan harta-benda.

Kerusakan lingkungan mengisyaratkan adanya ancaman serius bagi keberlanjutan pertumbuhan ekonomi pada masa depan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com