Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Negosiasi Plafon Utang AS Buntu, Wall Street Berakhir "Merah"

Kompas.com - 24/05/2023, 07:30 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com – Bursa saham AS atau Wall Street berakhir "merah" pada penutupan perdagangan Selasa (23/5/2023). Pergerakan harga saham dibayangi oleh kekhawatiran bahwa pembicaraan terkait plafon utang AS hanya menghasilkan sedikit kemajuan.

S&P 500 turun 1,12 persen dan menetap di level 4.145,58, Nasdaq Composite terkoreksi 1,26 persen menjadi 12.560,25. Dow Jones Industrial Average (DJIA) kehilangan 231,07 poin, atau melemah 0,69 persen, berakhir pada 33.055,51.

Beberapa investor menafsirkan kurangnya pembaruan besar pada negosiasi plafon utang adalah tanda bahwa anggota parlemen, mungkin sedang berjuang untuk mencapai kemajuan seperti yang diharapkan.

Baca juga: Ancaman Gagal Bayar Utang AS, Kemenkeu: Pasar Keuangan Indonesia Masih Terjaga

Investor telah mengamati dengan cermat negosiasi batas utang di Washington, berharap untuk kepastian lebih lanjut karena yang disebut tanggal X 1 Juni yang ditargetkan oleh Menteri Keuangan Janet Yellen semakin dekat.

Partai Republik pada hari Selasa mempertanyakan keakuratan tanggal default yang diproyeksikan ini. Kevin McCarthy dan Presiden Joe Biden bertemu di Gedung Putih, dalam sebuah diskusi, namun pembicaraan selama satu jam berakhir tanpa resolusi.

"Kami mengirimkan sinyal yang sangat negatif tentang kemampuan kami untuk menjalankan ekonomi kami. Pasar juga sejauh ini benar-benar menanganinya dengan sangat baik," kata Mohamed El-Erian di "Squawk Box" mengutip CNBC.

Baca juga: Tenggat Tinggal 2 Minggu, Amerika Serikat Dihantui Malapetaka Ekonomi Jika Gagal Bayar Utang


 

Kepala penasihat ekonomi Allianz itu mengatakan bahwa dirinya sangat terkesan dengan stabilitas pasar baru-baru ini. Dia menambahkan pergerakan S&P 500 masih pada rentang harga yang wajar meski diterpa berbagai sentimen termasuk ketidakpastian seputar langkah suku bunga Federal Reserve berikutnya.

Di sisi lain, anggota parlemen harus mencapai resolusi atas masalah plafon utang bisa teratasi. Sandi Bragar dari Aspiriant mengungkapkan, pasar perlu berhati-hati karena kekhawatiran resesi terus berlanjut.

Baca juga: Menkeu AS Bahas Bencana Ekonomi akibat Potensi Gagal Bayar Utang dan Krisis Perbankan di Hadapan Pelaku Industri

“Sejarah baru-baru ini menunjukkan penurunan kemungkinan akan terjadi ketika Federal Reserve menyelesaikan siklus kenaikannya. Saya tidak berpikir bahwa ini benar-benar waktunya untuk terlalu bersemangat dulu. Ada alasan untuk berhati-hati di sini,” ungkap Bragar.

Saham Apple bergerak melemah 1,5 persen usai mengumumkan kesepakatan untuk memproduksi chip bernilai miliaran dollar AS dengan Broadcom. Sementara itu, saham Broadcom naik 1,2 persen. Saham Yelp melonjak 5,7 persen setelah mengumumkan penjajakan penjualan dengan investor aktivis.

Baca juga: Sederet Bencana Keuangan jika AS Gagal Bayar Utang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNBC


Terkini Lainnya

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com