Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Minyak Dunia Tergelincir Usai Rusia Mengecilkan Potensi Pemangkasan Produksi OPEC+

Kompas.com - 26/05/2023, 07:35 WIB
Yohana Artha Uly,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga minyak mentah dunia tergelincir pada akhir perdagangan Kamis (25/5/2023) waktu setempat atau Jumat pagi WIB, berbalik dari penutupan perdagangan hari sebelumnya yang naik sebesar 2 persen.

Pelemahan harga minyak terjadi setelah Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak mengesampingkan prospek pengurangan produksi OPEC+ lebih lanjut pada pertemuan minggu depan.

Mengutip CNBC, harga minyak mentah Brent anjlok 3,6 persen menjadi sebesar 75,55 dollar AS per barrel. Sementara harga minyak mentah Intermediate West Texas Intermediate (WTI) AS anjlok 3,95 persen ke level 71,41 dollar AS per barrel.

Harga minyak dunia sempat menguat usai Menteri Energi Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman memberikan peringatan kepada short-sellers (mereka yang bertaruh agar harga turun) untuk "berhati-hati".

Baca juga: Harga Minyak Dunia Naik Didorong Penurunan Stok AS dan Peringatan Arab Saudi

Pasar mengartikan pesan itu bahwa Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutu yang dipimpin oleh Rusia, atau OPEC+, akan mempertimbangkan pemangkasan produksi lebih lanjut pada pertemuan 4 Juni 2023.

Namun, Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak mengecilkan kemungkinan pemangkasan produksi. Harga minyak mulai turun setelah Novak menyatakan, pihaknya tidak berpikir kemungkinan pemotongan OPEC+ tambahan.

"Saya kira tidak akan ada langkah baru, karena baru sebulan yang lalu keputusan tertentu dibuat mengenai pengurangan sukarela produksi minyak oleh beberapa negara,” kata Novak seperti dikutip surat kabar Izvestia.

Baca juga: Harga Minyak Dunia Naik Didorong Spekulasi Pemangkasan Produksi OPEC+

 


Pada bulan Mei ini, memang kebijakan pemangkasan produksi OPEC+ sebelumnya sudah mulai berjalan yang membuat pasokan minyak mentah di pasar global berkurang.

Di sisi lain, ketidakpastian terkait plafon utang Amerika Serikat (AS) turut membebani harga minyak dunia. Hasil pertemuan antara pemerintahan Joe Biden dengan parlemen memiliki beberapa kemajuan, tetapi beberapa masalah masih belum terselesaikan, ujar Ketua DPR Kevin McCarthy pada Kamis.

Padahal tenggat waktu untuk menaikkan batas utang sebesar 31,4 triliun dollar AS semakin dekat. Sebab jika tidak ada kesepakatan, maka akan berisiko terjadinya gagal bayar, sehingga melemahkan ekonomi dan mengurangi permintaan minyak.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com