Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Data Sri Mulyani Tunjukkan Penarikan Utang RI Lebih "Manjur" dari Malaysia hingga AS

Kompas.com - 31/05/2023, 06:25 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah menyatakan penarikan utang oleh Indonesia lebih efektif dibanding sejumlah negara tetangga dan negara maju. Hal ini ditunjukkan dengan tingkat pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) yang lebih cepat dibanding dengan utang.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pada periode 2018-2022 penambahan jumlah utang Indonesia mencapai 206,5 miliar dollar AS. Sementara itu, jumlah nominal PDB pada periode yang sama tumbuh 276,1 miliar dollar AS.

Dengan melihat data tersebut, bendahara negara mengatakan, setiap penarikan utang sebesar 1 dollar AS, maka PDB Indonesia bertambah 1,34 dollar AS. Nilai ini lah yang menunjukkan, penarikan utang Indonesia efektif mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca juga: Sentilan JK Sasar Utang Pemerintah yang Menggunung

"Memang kenaikan GDP tidak seharusnya tergantung atau hanya didukung oleh utang, karena pasti tidak sustainable," kata dia dalam Rapat Kerja Badan Anggaran DPR RI, di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (30/5/2023).

"Tapi dalam hal ini Indonesia masih dalam posisi yang relatif cukup baik," tambahnya.

Berdasarkan data yang dipaparkan Sri Mulyani, efektivitas penarikan utang RI mengungguli negara tetangga seperti Malaysia dan Filipina. Tercatat setiap 1 dollar AS penarikan utang yang dilakukan Malaysia hanya menghasilkan penambahan PDB sebesar 0,70 dollar AS dan untuk Filipina penambahannya hanya sebesar 0,55 dollar AS.

Baca juga: Sri Mulyani: Kenaikan Gaji PNS sedang Digodok dengan Presiden


Selain itu, efektevitas utang Indonesia juga lebih baik dari negara besar seperti China. Tercatat pada periode 2018-2022, China melakukan penarikan utang sebesar 6,11 triliun dollar AS, namun penambahan PDB sebesar 4,26 dollar AS. Dengan demikian, setiap 1 dollar AS penarikan utang China, pertumbuhan PDB yang dihasilkan sebesar 0,70 dollar AS.

Bukan hanya China, efektivitas utang Amerika Serikat (AS) juga lebih rendah dari Indonesia. Pada periode yang sama, AS melakukan penarikan utang sebesar 932,4 miliar dollar AS, dengan penambahan PDB sebesar 683,5 miliar dollar AS.

"Setiap dollar utang Amerika menghasilkan kenaikan GDP nominal 0,55 dollar," kata Sri Mulyani.

Baca juga: Heboh Utang Pemerintah Rp 17.500 Triliun, Kemenkeu: Bombastis dan Menyesatkan

Sri Mulyani mengungkapkan, efektivitas penarikan utang RI hanya kalah oleh Vietnam. Dengan penarikan utang sebesar 18,2 miliar dollar AS, penambahan jumlah PDB Vietnam dapat mencapai 102 miliar dollar AS. Artinya, setiap 1 dollar AS penarikan utang yang dilakukan, penambahan nominal PDB-nya mencapai 5,61 dollar AS.

"Ini karena kenaikan GDP nominal, karena iklim investasi dan kemampuan menarik investasi terutama yang berasal dari RRT," ucapnya.

Dengan melihat data-data tersebut, Sri Mulyani menekankan, pemerintah mampu mengelola kebijakan fiskal secara baik, ditunjukkan dengan penambahan PDB yang lebih tinggi dari penarikan utang yang dilakukan.

Baca juga: JK Sebut Pemerintah Bayar Utang Rp 1.000 Triliun Per Tahun, Sekian Jumlahnya di APBN

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Signifikansi 'Early Adopters' dan Upaya 'Crossing the Chasm' Koperasi Multi Pihak

Signifikansi "Early Adopters" dan Upaya "Crossing the Chasm" Koperasi Multi Pihak

Whats New
Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Whats New
Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Earn Smart
Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Whats New
Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com