Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luhut: Bertahun-tahun Kita Ekspor LNG, Ternyata Kita Butuh

Kompas.com - 31/05/2023, 09:58 WIB
Muhammad Idris

Penulis

Sumber Antara

KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pemerintah akan melarang ekspor gas alam cair (LNG) agar bisa membangun industri di dalam negeri.

Luhut mengatakan kebijakan larangan ekspor LNG itu dilakukan lantaran ternyata kebutuhan dalam negeri kini meningkat. Hal itu disampaikannya dalam acara Indonesia Carbon Capture and Storage Center (ICCSC) di Jakarta.

"Kemarin kita studi, kita bertahun-tahun ekspor LNG, padahal ternyata sekarang kita butuh. Akhirnya studi, di Deputi 1 (Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kemenko Marves), kita ndak mau lagi," kata Luhut dikutip dari Antara, Rabu (31/5/2023).

Menurut Luhut, pihaknya sudah menyiapkan laporan yang akan disampaikan ke Presiden terkait ekspor LNG. Namun, ia menyebut kontrak ekspor yang telah diteken akan tetap bisa berjalan.

Baca juga: Kata Luhut, Ekspor Pasir Laut Justru Menyehatkan Ekosistem

Sedangkan ekspor gas ke depannya disarankan untuk bisa dilarang. Karena pasokan gas alam dialihkan untuk kebutuhan dalam negeri saja.

"Sudah kita siapkan laporan ke Presiden mau ekspor LNG, yang kontrak sudah ada, ya sudah jalan. Tapi ekspor harus setop," katanya.

Luhut mengatakan pemerintah ingin menggunakan pasokan gas alam untuk kebutuhan domestik. Ia menyatakan saat ini kebutuhan dalam negeri tinggi untuk produksi metanol hingga petrokimia.

Ia juga menjelaskan saat ini Indonesia masih mengimpor petrokimia. Oleh karena itu, pemerintah tengah mendorong terbangunnya industri petrokimia di Kalimantan Utara (Kaltara).

Baca juga: Impor KRL Bekas Menggantung, Luhut Belum Ambil Keputusan

"Kita perlu gas. Cukup gas kita sendiri dan kita nggak perlu impor lagi," katanya.

Luhut juga mengemukakan penggunaan gas di dalam negeri diharapkan dapat menekan harga gas industri yang saat ini dipatok 6 dolar AS per MMBTU. Ia bahkan menyebut seharusnya angka tersebut bisa ditekan lagi dengan efisiensi di sumur gas.

"Bapak Ibu sekalian, cost effectiveness. Efficiency is the bottom line (efisiensi adalah kuncinya). Dan itu harus kita bangun di negeri ini," beber Luhut.

"Cukuplah masak maling terus, sampai kapan musti maling. Saya titip betul sama Anda yang lebih muda, gunakan nuranimu untuk bekerja, jangan berdoa-berdoa saja, tapi tidak berbuat sesuatu," katanya lagi.

Indonesia menjadi salah satu negara pengekspor LNG terbesar. Pada 2021, Indonesia bahkan menempati urutan ke delapan dengan volume ekspor LNG sebesar 14,6 miliar meter kubik.

Ekspor LNG dari Tanah Air dikirim paling banyak ke China, Korea Selatan, Jepang, Taiwan, Singapura hingga Meksiko.

Baca juga: Sejarah Ekspor Pasir Indonesia yang Bikin Daratan Singapura Makin Luas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com