Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesepakatan Plafon Utang Bebani Dollar AS, Harga Emas Dunia Terkerek

Kompas.com - 31/05/2023, 10:09 WIB
Yohana Artha Uly,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

Sumber CNBC

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga emas dunia bangkit dari kerugian pada akhir perdagangan Selasa (30/5/2023), karena dollar AS melemah dan imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) atau U.S Treasury turun.

Mengutip CNBC, harga emas di pasar spot naik 0,8 persen menjadi di level 1.958,59 dollar AS per ons, setelah sempat mencapai level terendah sejak 17 Maret 2023.

Sementara itu, harga emas berjangka Comex New York Exchange terpantau naik 0,7 persen ke level 1.958 dollar AS per ons.

Baca juga: Cara Investasi Emas di Pegadaian dan Untung Ruginya

Optimisme pasar terhadap kesepakatan plafon utang AS telah membebani pergerakan dollar AS dan imbal hasil U.S Treasury.

Indeks dollar AS melemah dari posisi tertinggi dalam 10 minggu, dengan turun 0,12 persen ke level 104,09. Pelemahan ini membuat harga emas menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya, dan mendorong permintaan logam mulia tersebut.

Di sisi lain, imbal hasil U.S Treasury bertenor 10 tahun juga mencapai level terendah satu minggu, yang turut membuat emas menjadi lebih menarik bagi investor.

"Bersamaan dengan faktor-faktor positif itu, dapat dilihat juga bahwa beberapa fund manager sedang mengatur posisi di akhir bulan dengan sempat mengambil keuntungan dari jangka pendek, lalu melakukan pembelian kembali," kata Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metals.

Baca juga: Investasi Emas Fisik Vs Emas Digital, Pilih Mana?


"Dalam waktu dekat, harga emas akan diperdagangkan sideways menjadi lebih rendah sampai kita melihat katalis baru," imbuh dia.

Kesepakatan terkait plafon utang AS masih terus menjadi pembahasan seiring semakin dekatnya batas waktu pembayaran utang pemerintah AS yakni 5 Juni 2023.

Pada akhir pekan kemarin, Presiden AS Joe Biden dan Ketua DPR AS Kevin McCarthy telah mencapai kesepakatan tentatif untuk menangguhkan plafon utang 31,4 triliun dollar AS, serta membatasi pengeluaran pemerintah untuk dua tahun ke depan.

Baca juga: Simak 4 Tips Investasi Emas untuk Investor Pemula

Kesepakatan akan dibahas dalam Kongres untuk pemungutan suara. Meski adanya kontra dari beberapa pihak, namun Joe Biden yang berasal dari partai Demokrat dan Kevin McCarthy yang berasal dari partai Republik, optimis bahwa kesepakatan itu akan disahkan di Kongres.

Pasar emas juga turut dibayangi proyeksi kebijakan suku bunga bank sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) di Juni 2023, seiring dengan laju inflasi AS yang belum sesuai target.

Pasar kini memperkirakan bahwa The Fed cenderung akan menaikkan suku bunga 25 basis poin pada pertemuan Juni, ketimbang mempertahankan di level yang sekarang.

Baca juga: Tips Memulai Investasi Emas dari CEO Hartadinata Abadi

Terlebih, didukung dengan kondisi perkembangan kesepakatan mengenai plafon utang yang terlihat mengurangi beberapa risiko ekonomi.

Emas sendiri memang dianggap sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi dan gejolak ekonomi, namun emas juga sangat sensitif terhadap kebijakan suku bunga.

Ketika suku bunga naik, maka emas yang tidak memberikan imbal hasil menjadi tak menarik bagi investor, berbeda dari obligasi dan saham yang memang memberikan imbal hasil.

Baca juga: Masih Khawatir Investasi Emas Digital? Bappebti Pastikan Fisik Emasnya Ada

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com