Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Emas Dunia Naik, Didukung Jatuhnya Dollar AS

Kompas.com - 02/06/2023, 09:15 WIB
Yohana Artha Uly,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga emas dunia menguat pada akhir perdagangan Kamis (1/6/2023) waktu setempat atau Jumat pagi WIB, memperpanjang kenaikan empat hari berturut-turut.

Penguatan harga emas pada perdagangan kemarin didukung oleh kejatuhan dollar AS usai rilis terbaru data ekonomi Amerika Serikat (AS).

Mengutip CNBC, harga emas di pasar spot naik 0,76 persen menjadi di level 1.977,19 dollar AS per ons. Sementara harga emas berjangka Comex New York Exchange naik 0,65 persen ke level 1.994,90 dollar AS per ons.

Baca juga: Kesepakatan Plafon Utang Bebani Dollar AS, Harga Emas Dunia Terkerek

Data terbaru oleh Institute for Supply Management (ISM) pada Kamis kemarin, menunjukkan indeks manufaktur AS pada Mei 2023 turun menjadi 46,9 dari 47,1 pada bulan sebelumnya. Kinerja itu mencapai level terendah sejak Maret 2023.

Data ekonomi yang mengecewakan di AS mendorong ekspetasi bahwa bank sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) bakal melewatkan kenaikan suku bunga pada pertemuan bulan ini.

Alhasil indeks dollar AS pun melemah dengan turun 0,74 persen menjadi 103,5585 pada perdagangan kemarin. Begitu pula dengan imbal hasil obligasi pemerintah AS atau U.S Treasury tenor 10 tahun turun ke level terendah dua minggu.

Baca juga: Plafon Utang AS Disepakati, Harga Emas Dunia Turun

Pelemahan keduanya membuat emas batangan menjadi lebih menarik bagi investor.

Turunnya nilai dollar AS membuat harga emas menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya, dan mendorong permintaan logam mulia tersebut.

"Saya pikir The Fed ingin mempertahankan (suku bunganya),” kata Daniel Pavilonis, Ahli Strategi Pasar Senior di RJO Futures.

Sebelumnya, Chief The Fed Philadelphia Patrick Harker memang mengatakan, jika ada kejutan pada data ekonomi AS maka dia akan memilih untuk menahan suku bunga.

Baca juga: Harga Minyak Dunia Tergelincir Usai Rusia Mengecilkan Potensi Pemangkasan Produksi OPEC+


Kendati begitu, pasar kini memperkirakan sekitar 70 persen kemungkinan The Fed akan mulai mempertahankan suku bunganya pada Juli mendatang, dan akan tetap menaikkan suku pada pertemuan Juni, menurut alat CME FedWatch.

Adapun probabilitas kebijakan The Fed mempertahankan suku bunganya tersebut, naik tajam dari proyeksi sebelumnya yang hanya berkisar 30 persen.

Sebagaimana diketahui, kebijakan suku bunga The Fed sangat mempengaruhi pergerakan harga emas.

Ketika suku bunga naik, maka emas yang tidak memberikan imbal hasil menjadi tak menarik bagi investor, berbeda dari obligasi dan saham yang memang memberikan imbal hasil.

Sebaliknya, ketika suku bunga melemah maka imbal hasil pada instrumen investasi lainnya ikut menurun, sehingga emas akan menjadi lebih menarik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Whats New
Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Whats New
OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

Whats New
Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Whats New
LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Whats New
Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Whats New
Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Earn Smart
Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Whats New
Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Whats New
Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Whats New
Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Spend Smart
Pembentukan Badan Penerimaan Negara Masuk Dokumen Rencana Kerja Pemerintah 2025

Pembentukan Badan Penerimaan Negara Masuk Dokumen Rencana Kerja Pemerintah 2025

Whats New
Neraca Dagang RI Kembali Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

Neraca Dagang RI Kembali Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

Whats New
Sambut Putusan MK soal Sengketa Pilpres, Kadin: Akan Berikan Kepastian bagi Dunia Usaha

Sambut Putusan MK soal Sengketa Pilpres, Kadin: Akan Berikan Kepastian bagi Dunia Usaha

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Niaga hingga BCA

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Niaga hingga BCA

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com