Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awal Sesi Usai Libur Panjang, IHSG dan Rupiah Hijau

Kompas.com - 05/06/2023, 09:40 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak pada zona hijau pada awal perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) Senin (5/6/2023). Demikian juga dengan mata uang garuda yang menguat pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI, pukul 09.11 WIB, IHSG berada pada level 6.639,64 atau naik 6,3 poin (0,1 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 6.633,26.

Sebanyak 226 saham melaju di zona hijau dan 217 saham di zona merah. Sedangkan 221 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 2,5 triliun dengan volume 5,4 milar saham.

Baca juga: Setelah Libur Panjang, Bagaimana Proyeksi IHSG Hari Ini? Simak Analisisnya

Bursa Asia pagi ini bergerak di zona hijau dengan kenaikan Nikkei 1,6 persen (516,1 poin) pada level 32.040,3, Hang Seng Hongkong menguat 0,4 persen (86,03 poin), Shanghai Komposit di posisi 3.232,93 atau menguat 0,09 persen (2,8 poin), dan Strait Times pada posisi 3.196,05 atau naik 29,7 poin (0,94 persen).

Sebelumnya, Founder WH Project William Hartanto mengatakan, pada perdagangan Senin (5/6/2023) ini, secara teknikal, IHSG membentuk pola hammer di atas support trend line. Pola ini terbentuk karena dorongan saham GOTO yang mengalami kenaikan sampai auto rejection atas (ARA) pada penutupan perdagangan pekan lalu.

Di sisi lain, sentimen ekternal berupa kekhawatiran investor berkaitan dengan negosiasi plafon utang AS sudah berakhir.

“Dengan begitu, secara bobot saham telah berhasil mengamankan IHSG dari downtrend. Berdasarkan faktor tersebut, kami memproyeksikan IHSG berpotensi bergerak mixed cenderung menguat dalam range 6.618 – 6.754,” kata William dalam analisisnya.

Rupiah

Pagi ini nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot menguat. Melansir data Bloomberg, pukul 09.11 WIB rupiah bergerak pada level Rp 14.887 per dollar AS, atau naik 107 poin (0,71 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 14.994 per dollar AS.

Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra mengatakan, penguatan rupiah ditopang oleh tercapainya kesepakatan batas atas utang AS. Hal tersebut mendorong pelaku pasar untuk masuk ke aset berisiko termasuk emerging market.

“Sentimen kesepakatan batas atas utang AS, menahan pelemahan rupiah terhadap dollar AS,” kata Ariston kepada Kompas.com.

Di sisi lain, data inflasi Mei yang akan dirilis diperkirakan masih berada pada kisaran target BI. Hal ini mungkin bisa menjaga kepercayaan pasar terhadap ekonomi Indonesia dan membantu penguatan rupiah.

Baca juga: Saham-saham yang Cuan dan Boncos dalam Sepekan, Ada GoTo, Bukalapak, SIDO

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com