Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bukan Merek, Milenial Hargai Cerita di Balik Produk Konsumsi

Milenial juga lebih menghargai proses dan bagaimana sebuah produk diciptakan. Mereka menghargai pengalaman akan sebuah produk di atas merek. Cerita menjadi bagian menarik dari sebuah produk.

Hal itu mengemuka dalam sesi seminar di sela-sela pameran dagang NY NOW 2017 di Javits Center, Selasa (22/8/2017). NY NOW adalah pameran dagang yang menghadirkan 2.400 desainer/produk dari seluruh dunia.

"Fashion ethics mengemuka dan makin jadi perhatian. Salah satu alasan konsumen membeli sebuah produk adalah soal-soal etika ini, juga bagi para milenial," ujar Karen Gibbs.

Menurutnya, sebuh produk yang dihasilkan dari ekspolitasi tenaga kerja dan perlakuan yang tidak adil mulai ditinggalkan konsumen. 

Studi menyebutkan, 76 persen orang mau membayar produk garmen 25 dollar AS daripada 20 dollar AS jika ada keterangan dan sertifikasi produknya tidak ekspolitatif terhadap pekerja.

"Tragedi Rana Plaza di Bangladesh menyadarkan konsumen akan hal ini," ujar Gibbs.

Selain itu, isu kelestarian lingkungan dan bagaimana sebuah produksi merusak atau justru menyelamatkan lingkungan juga menjadi perhatian.

Keprihatinan akan hal-hal ini meningkat seiring ancaman nyata akan perubahan iklim karena aktivitas produksi yang tidak ramah lingkungan.

Abaikan merek

Kabar baiknya, di tengah perhatian pada hal-hal ketenagakerjaan dan lingkungan ini, para pembeli khususnya milenial tidak terpaku pada sebuah merek untuk mengkonsumsi produk. 

"Sebanyak 72 persen milenial memilih mengeluarkan uang lebih untuk sebuah pengalaman atau pemahaman di atas benda-benda atau merek yang mereka beli," ujar Gibbs.

Dalam semangat inilah, produk-produk Indonesia yang dipamerkan di NY NOW 2017 dipilih. Pemilihan produk yang difasilitasi Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dan Konsulat Jenderal RI di New York.

Untuk keperluan itu, Jennifer Isaacson sebagai konsultan/kurator dan pendamping menuju pameran dilibatkan. Total, ada delapan desainer/produk pilihan Bekraf dan enam desainer/produk pilihan KJRI.

Enam pilihan KJRI

Enam desanier/produk pilihan KJRI itu adalah Wiracana Hand Fan, Saraswati Paper, Bali Bakti Anggara, Gracia Bag, Galeri Batik Jawa, dan Melookmel.

Wiracana Hand Fan adalah produk kipas tangan asal Bali yang telah turun temurun diproduksi dan bertahan menjadi satu-satunya produsen kipas tangan. Wiracana sudah menembus pasar dunia.

Produk Wiracana telah menjadi koleksi sejumlah museum di beberapa kota besar seperti Museum Hand Fan di London.

Saraswati Paper mengolah limbah kertas dan kotoran hewan menjadi kertas yang bisa digunakan kembali. Beragam bentuk dan ukuran kertas diolah dari limbah kertas dan kotoran hewan seperti Gajah.

Konsumen yang sadar lingkungan dan ingin berupaya mencegah kerusakan lingkungan memberi apresiasi lebih atas produk-produk macam ini. Pasar produk saraswati umumnya di Amerika Serikat dan Eropa.

Bali Bakti Anggara mengolah limbah kayu potongan untuk dijadikan beragam wadah makanan dilapisi beragam jenis logam. Logam yang umum dipakai adalah tembaga. 

Mempekerjakan dan memberdayakan perajin dari Bali dan Yogyakarta, Bali Bakti Anggara telah menembus pasar Eropa dan Amerika Serikat.

Gracia bag yang memproduksi beragam tas kulit dan batik juga mengangkat tema lingkungan hidup untuk pembuatan produknya.

Kesadaran akan kelestarian lingkungan menjadi perhatian yang juga dipakai untuk mengedukasi konsumen.

Galeri Batik Jawa yang sejak lama mengangkat isu lingkungan hidup lewat penggunaan bahan alamiah dalam pewarnaannya terangkat dengan meningkatnya kesadaran konsumen akan isu lingkungan.

Semua produk batik indigo yang dibuat menggunakan bahan baku alami yaitu tarum atau nila yang diposes dengan melibatkan beberapa komunitas masyarakat lokal.

Terakhir adalah Melookmel yang mengangkat industri tenun tradisional Badui dan lurik Jawa sebagai bahan produk fashionnya.

Kesadaran lingkungan dan sosial menjadi dasar bagi pembuatan produk-produk fashion modern yang berakar kuat pada tradisi yang tentu saja ramah lingkungan.

https://money.kompas.com/read/2017/08/23/205039326/bukan-merek-milenial-hargai-cerita-di-balik-produk-konsumsi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke