WASHINGTON, KOMPAS.com - Ekspor daging sapi Amerika Serikat mencatat rekor tertinggi pada tahun 2018. Ini berkat besarnya ekspor ke Asia akibat meningkatnya konsumsi.
Namun demikian, bukan China yang mendorong permintaan tersebut.
"Kami baru saja kembali memperoleh akses ke China pada pertengahan tahun 2017, namun sekira setahun kemudian kami ditampar oleh tarif yang lebih tinggi," kata Joe Schuele, juru bicara Federasi Ekspor Daging AS seperti dilansir dari CNBC, Sabtu (9/3/2019).
Schuele menuturkan, China masih menjadi pasar daging sapi dengan pertumbuhan paling pesat di dunia. Namun demikian, pihaknya memandang masih banyak hambatan yang tetap menjadikan China sebagai pasar utama.
Larangan daging sapi AS masuk ke China secara resmi dicabut pada tahun 2017 setelah diberlakukan selama 14 tahun. Ini memberi harapan industri daging sapi AS bisa menangkap besarnya pasar China.
Namun demikian, sejauh ini ekspor daging sapi AS ke China boleh dikatakan mengecewakan. Hal ini ditambah pula dengan adanya perang dagang.
Menurut data USMEF, ekspor daging sapi AS melonjak ke 8,33 miliar dollar AS pada tahun 2018 lalu. Angka ini merepresentasikan peningkatan sebesar 15 persen.
Peningkatan ekspor daging sapi AS utamanya disumbang dari naiknya ekspor ke Korea Selatan yang mencakup lebih dari total peningkatan. Ini sejalan dengan terus meningkatnya konsumsi daging merah di Negeri Ginseng.
"Korea jelas merupakan bintangnya, tetapi kami juga mengalami tahun yang baik karena pasar Jepang, Taiwan, Asia Tenggara, dan di pasar seperri Meksiko," jelas Schuele.
Tarif masuk daging sapi AS ke Korsel dipatok hampir 19 persen. Sementara negara-negara kompetitor lainnya seperti Australia, Selandia Baru, dan Kanada diganjar tarif yang lebih tinggi.
Dalam hal volume, ekspor daging sapi AS naik 7 persen menjadi 1,35 juta metrik ton. Angka ini melampaui rekor yang sebelumnya dicatat pada tahun 2011.
Pada tahun lalu, nilai ekspor daging sapi AS ke China hanya mencapai 60 jura dollar AS.
https://money.kompas.com/read/2019/03/09/143000226/banjir-permintaan-dari-asia-ekspor-daging-sapi-as-catat-rekor