Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pilih Mana, Ojek Online atau Transportasi Umum?

Pasalnya, untuk bisa mencapai satu titik ke titik tertentu, terutama di jama-jam sibuk, ongkos yang harus dibayarkan oleh pelanggan ojek online bisa berkali lipat jika dibandingkan menggunakan transportasi umum biasa seperti angkot.

Lalu apa saja sih yang jadi pertimbangan seseorang untuk menggunakan trasportasi umum atau ojek online?

Galih Gumelar (27) karyawan swasta di Jakarta yang awalnya pengguna transportasi umum kemudian hijrah menjadi sepenuhnya mengandalkan ojek online mengatakan, banyaknya promo di awal kemunculan ojek online lah yang menariknya menjadi pengguna setia mereka.

Sebelumnya, Galih hanya menggunakan ojek online ketika di beberapa titik tertentu tidak ada transportasi umum alternatif seperti angkot.

"Tadinya tuh pakai ojek online cuma buat alternatif kalau mau ke mana-mana nggak ada angkot. Karena saat itu bener-bener murah banget yang namanya ojol (ojek online) kan banting harga deh. Seneng tuh kan, yang biasanya ongkos berapa jadinya enggak seberapa gitu," ujar Galih kepada Kompas.com, Kamis (7/3/2019).

Dalam satu bulan, Galih bisa menghabiskan Rp 1,2 juta untuk biaya transportasi ojek online.

Galih pun menyadari, mahalnya biaya yang harus dia bayarkan ketika mengandalkan ojek online untuk kebutuhan sehari-hari. Di tambah lagi, tarif yang dipasang oleh ojek online kian hari kian mahal.

Namun, mengingat pekerjaannya yang mengharuskan dirinya sering berpindah dari satu titik ke titik lain dalam satu hari membuat ojek online menjadi solusi.

"Kadang aku enggak ngeluh juga sih. Karena ada intangible benefit. Kalau Go-Jjk dia tahu jalan tikus jadi cepet kalau public transport gila lamanya," ujar dia.

Namun, di suatu waktu dirinya pernah mengalami lonjakan tarif ojek online yang biasanya Rp 6.000 menjadi Rp 29.000. Saat itulah dia memilih untuk menggunakan transportasi umum meski harus memakan waktu lebih lama.

Berbeda dengan M Fajri (25), seorang pekerja media di Jakarta yang memilih untuk menghindari ojek online untuk kebutuhan transportasinya sehari-hari.

"Gue emang dari saat ojol booming dan mereka udah bisa buat kita bergantung kepada dia, gue merasa ojol itu mahal. Nah sejak itu gue mulai hindari ojol," ujar Fajri.

Dia tak menyangkal banyaknya promo yang ditawarkan ojol memang menggiurkan. Pemain bisnis ojek online yang memang hanya dua di Indonesia, yaitu Grab dan Go-Jek, membuat tarif yang mereka pasang benar-benar banting-bantingan harga.

"Karena ada promo sana-sini karena duo ojol di Indonesia perang promo, rugi dong kalau enggak dimanfaatin. Dan gue bandingkan dulu harga ojol A dan B. Pakai yang termurah," ujar Fajri.

Menurut dia, dengan tidak menggunakan ojek online bisa menghemat pengeluarannya mulai dari Rp 10.000 hingga Rp 15.000 per hari.

Memang, menggunakan ojek online atau pun transportasi umum merupakan pilihan. Akan tetapi, setiap pilihan ada keunggulan atau kekurangannya masing-masing.

Baik Galih, atau Fajri memiliki ukurannya sendiri-sendiri ketika akan mengeluarkan kocek untuk kebutuhan transprotasi sehari-hari. Fajri tetap menggunakan ojek online ketika banyak promo, dan Galih tetap menggunakan transportasi umum ketika tarif ojek online mulai tak masuk akal.

Pada akhirnya, mahal atau murah memang relatif. Semuanya akan bergantung kepada kebutuhan masing-masing. Nah, kamu pilih yang mana?

https://money.kompas.com/read/2019/03/11/081319426/pilih-mana-ojek-online-atau-transportasi-umum

Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke