Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tergiur Janji Cepat Kaya, Banyak Orang Jadi Korban MLM Abal-abal

JAKARTA, KOMPAS.com - Bisnis Multi Level Marketing (MLM) banyak dilirik orang. Sebab, bisnis MLM sering menjanjikan keuntungan atau imbalan besar jika bergabung, tanpa memperhitungkan risikonya.

Penyidik Direktorat Tipidensus Bareskrim Polri Wawan Muliawan mengatakan, banyak yang menjadi korban bisnis MLM yang tak jelas karena tergiur dengan janji yang diberikan.

"Kita menjadi korbannya, karena apa? Bahwa kita berangan-angan untuk mendapat kekayaan dan pendapatan dengan mudah," kata Wawan dalam diskusi di The Dharmawangsa Hotel, Jakarta, Selasa (12/3/2019).

Menurut Wawan, saat ini perkembangan zaman dan teknologi membuat bisnis ini semakin cepat menyebar. Infomasi keberadaannya cepat diketahui publik, sehingga masyarakat ramai yang ingin bergabung.

"Sekarang zaman sudah cukup maju, modern, kehidupan baik, uang banyak. Sampai kita bingung menyimpan uang itu di mana. Didukung dengan adanya informasi yang sangat mudah masuk kepada kita, (yang) baik maupun yang buruk termasuk masalah investasi ini," ujarnya.

Dia mengatakan, melihat kondisi dan keadaan masyarakat seperti itu, mulailah muncul bisnis MLM bodong. Banyak pihak yang memanfaatkan situasi itu tanpa mempertimbangkan dampak atau kerugian yang akan timbul.

"Akhirnya, bahwa informasi itu didukung dengan keadaan kita memiliki dana cukup. Banyak pihak yang menyelenggarakan investasi secara ilegal dan kita yang menjadi korbannya," sebutnya

Ia menjelaskan, bisnis MLM pada dasarnya tidak ada yang salah dijalankan. Namun, ada oknum yang menyelenggarakan bisnis ini degan tidak semestinya, sehingga bisnis MLM banyak dianggap negatif dan tidak jelas.

Pola tindakan yang dilakukan oknum itu dikenal dengan skema piramida. Pola-pola inilah yang sering mengelabui masyarakat, hingga akhirnya menjadi korban penipuan.

"Bahwa kejahatan justru lawan dari MLM ini adalah skema piramida. Intinya, merekrut anggotanya dengan menjanjikan pembayaran atua jasa apabila mereka bisa merekrut orang lain untuk bergabung," ungkapnya.

"Intinya bahwa prestasi terhadap yang diberikan itu bukan dari hasil penjualan barang. Keuntungan itu diperoleh dari berhasil merekrut anggotanya," tambahnya.

Dikatakannya, ada beberapa ciri-ciri yang dapat membedakan bisnis MLM dan bisnis dengan skema piramida tersebut. Terkadang, sulit publik sulit membedakan ciri ini, apalagi jika sudah tergiur dengan janji atau imbalan.

Ciri itu antara lain menawarkan keuntungan besar dan cepat, menawarkan hal-hal baik padahal tipu belaka, dan beberapa lainnya.

"Terkait perkaran ini, biasanya berdampak sanagt luas. Karena korban banyak, ini tentunya mengganggu ketertiban dan keamanan," imbuhnya.

Selain itu, mereka yang menjadi korban bisnis bodong berkedok MLM ini cenderung memiliki pengetahuan rendah. Mereka sangat mudah percaya karena literasi tentang keuangan dan investasi sangat minim.

Bisnis ini juga sulit diberantas dan dibongkar karena sangat minim korbannya untuk melapor kepada pihak berwajib. Ini menjadi salah satu penghambat bisnis ini dituntaskan.

"Masyarkat enggan melapor, malu. Secara badan hukum tidak jelas, biasa mengecoh aparat, pelaku tidak kooperatif, termasuk menyembunyikan hasil kejahatan," paparnya.

https://money.kompas.com/read/2019/03/12/185009626/tergiur-janji-cepat-kaya-banyak-orang-jadi-korban-mlm-abal-abal

Terkini Lainnya

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke