Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ekspansif, Industri Manufaktur Masih Topang Pertumbuhan Ekonomi

JAKARTA, KOMPAS.com - Industri manufaktur di Indonesia masih menunjukkan geliat yang positif untuk terus meningkatkan investasi dan ekspansi.

Guna mendukung gairah usaha ini, pemerintah berkomitmen menciptakan iklim bisnis yang kondusif dengan memberikan fasilitas fiskal dan kemudahan perizinan.

“Oleh karena itu, pemerintah semakin serius dan gencar mendorong kebijakan hilirisasi industri karena dinilai mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional yang signifikan,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dalam siaran pers, Kamis (14/3/2019).

Airlangga menegaskan, selama ini kebijakan hilirisasi industri telah memberikan efek berantai yang luas bagi perekonomian nasional mulai dari peningkatan pada nilai tambah bahan baku dalam negeri, penyerapan tenaga kerja lokal, hingga penerimaan devisa dari ekspor.

“Sesuai arahan Bapak Presiden Joko Widodo, hilirisasi perlu benar-benar digenjot. Sehingga kita tidak perlu lagi ekspor bahan baku mentah. Jadi, kita harus berani beralih, dengan mengirim barang dalam bentuk setengah jadi atau jadi,” papar Airlangga.

Pemerintah pun menekankan pentingnya melakukan transformasi ekonomi, yang menggeser ekonomi berbasis konsumsi menjadi berbasis manufaktur.

UNIDO mengemukakan, Indonesia termasuk 4 negara Asia yang memiliki nilai tambah sektor manufaktur tertinggi di dunia bersama China, Jepang, dan India. Nilai tambah industri nasional meningkat hingga 34 miliar dollar AS dari tahun 2014 dan menjadi 236,69 miliar dollar AS tahun 2018.

“Kebijakan saat ini diarahkan pada pembangunan dan pemerataan ekonomi yang lebih inklusif dan berkualitas. Kami optimistis, itu bisa mengurangi kemiskinan dan ketimpangan, serta meningkatkan lapangan kerja sebanyak-banyaknya,” tutur Airlangga.

Berdasarkan laporan Nikkei, indeks manajer pembelian (Purchasing Managers’ Index/PMI) manufaktur Indonesia mengalami kenaikan, dari bulan Januari 2019 yang berada di level 49,9 menjadi di angka 50,1 di Februari. Level di atas 50 menandakan sektor manufaktur tengah ekspansif.

“Di tengah tekanan angin global, ekonomi kita tumbuh dari 5,07 persen di tahun 2017 menjadi 5,17 persen pada 2018. Sektor industri manufaktur konsisten menjadi tulang punggung bagi pertumbuhan ekonomi nasional tersebut,” ungkap Airlangga. 

https://money.kompas.com/read/2019/03/14/201720326/ekspansif-industri-manufaktur-masih-topang-pertumbuhan-ekonomi

Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+