Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

7 Trik Psikologis untuk Berhemat, Mau Coba?

Sama seperti berenang atau bersepeda, berhemat pun sebaiknya dilatih dari usia dini. Khususnya ketika secara psikologis anak masih cepat tanggap terhadap hal baru dan belum banyak distraksi.

Sangat disayangkan tidak semua orang mendapatkan pendidikan finansial sejak kecil. Akibatnya, sering kali kesadaran untuk berhemat baru muncul ketika seseorang mulai bekerja dan mencari uang sendiri. Biasanya di usia yang tidak lagi muda.

Tapi jangan khawatir, Anda belum terlambat. Ada tips dan trik yang bisa digunakan untuk melatih pikiran dalam berhemat. Berikut 7 trik behemat secara psikologis seperti dikutip dari Cermati.com.

1. Mulai Tabungan Berjangka

Apakah Anda termasuk orang yang sulit menabung? Anda bisa mencoba dengan tabungan berjangka sebagai solusinya.

Setiap bulan tabungan ini melakukan auto-debet dari rekening Anda dalam jumlah yang telah ditentukan di awal. Kemudian tabungan ini baru bisa diambil dalam jangka waktu tertentu, biasanya ada pilihan mulai dari 1 tahun hingga 20 tahun.

Nah, tanpa terasa Anda sudah menabung untuk masa depan. Mudah bukan? Tanpa disadari, Anda sudah punya jaminan di masa depan.

Tentu saja, hal ini akan menciptakan rasa aman dalam hidup. Seseorang dengan rasa aman pun biasanya terhindar dari keputusan finansial yang impulsif nan gegabah.

2. Bayar secara Kontan

Ketika ingin membeli sesuatu, lebih baik mengumpulkan uang hingga Anda bisa membayarnya secara kontan. Mencicil pembelian atau menggunakan kartu kredit berarti Anda harus menanggung bunga, biaya admin dan pengeluaran tambahan lainnya.

Selain itu, kebiasan kredit ini membuat Anda terbiasa meraih sesuatu dengan instan. Sehingga, barang yang Anda beli bisa jadi berakhir taken for granted. Sebaliknya, jika Anda menabung terlebih dahulu untuk meraih sesuatu, Anda jadi bisa lebih menghargainya.

Namun, bukan berarti membeli sesuatu secara kredit itu tidak akan menguntungkan Anda sama sekali. Jika memang barang yang akan dibeli sifatnya mendesak, maka tak ada salahnya memanfaatkan kartu kredit dengan sistem cicilan 0%.

3. Tunda Pembelian yang Tidak Mendesak

Ingin beli sepatu keluaran terbaru? Ingin upgrade ponsel karena sudah bosan? Atau ingin jalan-jalan ke luar kota?

Ingin ini-itu sebenarnya wajar saja karena sebagai manusia kita memang tidak ada puasnya. Akan selalu ada hal baru yang diinginkan.

Tapi yang bahaya adalah jika Anda kebetulan merasa mampu, lalu Anda membeli barang tersebut saat itu juga. Hal ini yang biasa disebut pengeluaran impulsif.

Baiknya masukkan dahulu di wishlist dan berikan diri Anda beberapa minggu untuk berpikir. Jangan biarkan hawa nafsu menguasai Anda dan terus tergoda berbelanja.

4. Buatlah Tabungan Darurat

Meskipun sudah memiliki asuransi, Anda tetap harus menyisihkan uang untuk keadaan darurat. Sisakan uang misalnya Rp100 ribu per bulan, jika dana darurat itu tak terpakai karena memang tidak ada sesuatu yang mendesak, maka dalam setahun Anda punya Rp1,2 juta.

Tabungan dana darurat ini cukup lumayan ketika menghadapi kondisi-kondisi yang tidak diinginkan dan tidak terpikirkan. Dana darurat bisa dikumpulkan dalam kotak celengan.

5. Bandingkan Harga dengan Penghasilan

Apakah Anda tahu jumlah penghasilan Anda per hatinya? Sebagai contoh, Anda karyawan dengan gaji sebulan Rp5 juta, maka penghasilan per hari Anda adalah Rp5 juta dibagi 20 hari kerja, yaitu Rp250 ribu.

Nah, gunakan hitung-hitungan penghasilan Anda per hari itu setiap kali akan mengeluarkan uang. Misalnya Anda ingin membeli sepatu seharga Rp400 ribu, maka bayangkan berapa lama Anda harus bekerja untuk mendapatkan sepatu itu.

Metode ini juga berguna untuk mengetahui gaya hidup seperti apa yang pas dengan penghasilan Anda tersebut. Karena Anda bisa mengukur kemampuan antara penghasilan dengan pengeluaran.

6. Waktu vs Uang

Sadari bahwa Anda tidak bisa mendapatkan uang dan waktu secara bersamaan. Salah satunya pasti akan dikorbankan.

Jika Anda ingin uang, kemungkinan akan kehilangan waktu. Begitu juga sebaliknya. Tidak ada benar atau salah dalam kasus ini. Terkadang Anda hanya perlu memilih sesuai konteks dan keadaan.

Misal, Anda dihadapi dua pilihan yaitu pulang naik bus atau naik taksi. Tarif bus adalah Rp5 ribu dan membutuhkan 1,5 jam. Sedangkan tarif taksi Rp50ribu dan hanya membutuhkan 30 menit.

Kedua pilihan ada plus-minusnya. Mana yang mau dikorbankan, uang atau waktu? Jadi, bijaklah dalam memilih dan menentukan.

7. Menghargai Diri Sendiri

Berhemat bukan berarti tidak menikmati hidup. Berhemat artinya menghargai hasil kerja keras diri dengan cara menggunakan hasil secara bijak.

Tanamkan dalam diri bahwa berhemat adalah cara Anda menyayangi diri sendiri. Anda pasti ingin bisa diandalkan oleh keluarga dan orang-orang terdekat, bukan?

Seperti memberikan hadiah yang berharga untuk pasangan, atau membantu orang yang membutuhkan. Itu semua hanya bisa Anda lakukan jika memiliki kekuatan finansial.

Kuncinya Ada pada Latihan

Tidak ada lagi yang lebih berpengaruh dari kekuatan pikiran. Semakin sering Anda melatih diri dengan tujuh trik tersebut, maka Anda akan terbiasa untuk berhemat. Seperti bersepeda, mungkin butuh beberapa bulan serta tekad yang kuat, hingga Anda menemukan keseimbangan dan bisa meluncur dengan mindset berhemat ini.

Teruslah berlatih setiap bulannya hingga berhemat menjadi skill Anda.

Artikel ini merupakan hasil kerjasama antara Kompas.com dengan Cermati.com. Isi artikel manjadi tanggung jawab sepenuhnya Cermati.com

https://money.kompas.com/read/2019/04/13/100400826/7-trik-psikologis-untuk-berhemat-mau-coba-

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke