BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan XL
Salin Artikel

Menelisik Fenomena “Gig Economy” pada Era Industri 4.0 bagi Milenial

KOMPAS.com – Jam sudah menunjukkan pukul 10 pagi ketika Dion (27) bangun dari tempat tidurnya. Tidak seperti rekan-rekan seusianya yang sudah berkutat di kantor mereka masing-masing, lelaki yang berprofesi sebagai content creator ini justru baru saja tersadar dari alam mimpinya.

Istilah content creator memang tak asing lagi di era digital. Seperti namanya, content creator merupakan orang yang kerap membuat konten kreatif di media sosial. Biasanya dibilang berhasil apabila memiliki jumlah pengikut (followers atau subscribers) yang cukup banyak.

Jumlahnya bervariasi, mulai dari ribuan hingga jutaan orang.

Meskipun content creator tidak memiliki pekerjaan tetap, tapi jangan anggap remeh pendapatan dari profesi ini. Sebab, content creator mendapatkan penghasilan dari berbagai sisi yang membuat kehidupan mereka #JadiLebihBaik.

Sebut saja seorang content creator yang rajin membuat konten di YouTube.

Melansir Kompas.com, Kamis (28/12/2017), seorang YouTuber bisa mendapatkan penghasilan dari AdSense atau iklan.

YouTube memberikan bayaran pada pembuat konten dengan kisaran 1-5 dollar AS (Rp 13.500 - Rp 67.500 menggunakan kurs saat ini) untuk setiap video yang ditonton minimal 1.000 kali.

Selain dari AdSense, seorang YouTuber juga bisa mendapatkan penghasilan dari endorse maupun sponsor.

Ya, beberapa YouTuber yang memiliki konten dengan kategori tertentu memang kerap mendapatkan permintaan dari sejumlah vendor atau perusahaan.

Sebagai timbal balik, perusahaan tersebut memberikan si YouTuber sejumlah remunerasi untuk mendukung produksi video mereka.

Kompas.com pada artikel yang sama menyebutkan, bahkan penghasilan dari sponsor tersebut setara dengan 12 kali pendapatan AdSense. Dengan cara ini, content creator bisa mendapatkan pemasukan dari berbagai sumber yang membuat pekerjaan itu kian diminati.

Tak hanya content creator

Sebagai informasi, content creator bukanlah satu-satunya pekerjaan lepas yang kian digandrungi pada era multimedia sekarang ini. Sebut saja seperti pengemudi ojek online, konsultan independen, freelance designer, dan penulis lepas juga semakin menjamur.

Para pengamat ekonomi menyebut fenomena ini dengan sebutan Gig Economy.

Seperti yang termaktub pada artikel Kompas.com, Kamis (15/11/2018), Gig Economy secara harfiah berarti ekonomi yang bergantung pada pekerja kontrak pada era industri 4.0.

Besarnya minat generasi masa kini sebagai gig workers (pegiat Gig Economy) dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah karena jam kerja yang fleksibel.

Dengan jam kerja yang fleksibel, generasi masa kini menyakini bahwa mereka bisa tetap menjaga keseimbangan hidup.

Dari sebuah survei yang dilakukan oleh Regus (penyedia ruang kerja), sebanyak 81 persen responden memercayai bahwa manfaat yang paling penting adalah keseimbangan yang lebih baik antara kehidupan dan pekerjaan.

Dengan fakta tersebut, maka tak mengherankan kalau Gig Economy hadir di tengah perkembangan dan perubahan zaman.

Namun, ada pula kendala yang kerap menghantui para gig workers ini, misalnya koneksi internet yang buruk.

Seperti diketahui bahwa internet saat ini seakan menjadi “nyawa kedua” para pekerja. Tanpa adanya koneksi internet yang baik, pekerjaan mungkin akan terhambat dan jadi tidak optimal.

Oleh karena itu, mereka yang berkutat pada bidang ini seharusnya sudah memikirkan untuk mendapatkan akses internet yang mempunyai #JaringanDataTerkuat agar #HidupLebihBaik.

Salah satunya adalah dengan menggunakan provider yang memiliki jaringan luas, kuat, dan stabil seperti yang dimiliki oleh XL Axiata.

Apalagi, saat ini provider tersebut sudah dibekali dengan jaringan 4.5G yang membuat koneksi semakin stabil.

Dengan koneksi stabil, Anda akan lebih mudah dalam mengirim (upload) file penting untuk kondisi yang urgent sekalipun. Selain itu, koneksi kuat yang dimiliki XL Axiata juga akan membuat aktivitas streaming menjadi lebih lancar.

Tak hanya itu, para pekerja yang saat ini disibukkan banyak agenda meeting bisa pula melakukan video call dengan klien tanpa perlu takut terputus-putus.

Nah, untuk informasi lebih lanjut silakan berkunjung ke laman resmi XL Axiata.

Dengan begitu, Anda bisa menyelesaikan pekerjaan dengan lebih maksimal dan siap untuk menyongsong era Gig Economy.

https://money.kompas.com/read/2019/04/29/151959326/menelisik-fenomena-gig-economy-pada-era-industri-40-bagi-milenial

Bagikan artikel ini melalui
Oke