Kepala BPS, Suhariyanto mengatakan, penurunan okipansi kamar hotel ini disebabkan salah satu karena mahalnya harga tiket pesawat.
“(Tiket pesawat) dampaknya bisa kemana-mana, terlihat di tingkat penghunian hotel bintang, dia akan menghantam ke pariwisata, banyak hal, tidak hanya transportasi,” ujar Suhariyanto di Jakarta, Kamis (2/5/2019).
Kendati begitu, Suhariyanto mengakui jumlah keterisian kamar hotel di periode Maret 2019 mengalami kenaikan 0,45 poin jika dibandingkan bulan lalu.
BPS juga mencatat jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia pada Maret 2019 mengalami penurunan 1,82 persen dibanding jumlah kunjungan pada Maret 2018. Angka tersebut turun dari 1,36 juta kunjungan menjadi 1,34 juta kunjungan.
Sementara itu, jumlah kuncungan wisman pada Maret 2019 mengalami kenaikan sebesar 5,90 persen dibanding bulan lalu.
“Perlu dijadikan catatan bahwa tingkat hunian kamar ini, bukan hanya oleh wisman tapi wisatawan domestik. Jadi ada penurunan di sana. Itu berkaitan dengan jumlah penumpang angkutan udara, di mana penumpang angkutan udara tercatat menurun,” kata Suhariyanto.
BPS mencatat terjadinya penurunan jumlah penumpang pesawat domestik turun 17,66 persen pada periode Januari hingga Maret 2019 dibanding periode yang sama tahun lalu.
Pada periode itu, jumlah penumpang pesawat domestik sebanyak 18,3 juta orang. Sedangkan di periode yang sama tahun lalu jumlah penumpang domestik sebesar 22,2 juta orang.
https://money.kompas.com/read/2019/05/02/173800526/tiket-pesawat-mahal-okupansi-hotel-berbintang-menurun